Balitbangda Kalsel Kaji Ketahanan Pangan di Banua

0

BADAN Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi  Kalsel menggelar seminar akhir terkait Kajian Neraca Sumber Daya Pertanian untuk Mendukung Ketahanan Pangan di  Kalsel di Aula Balitbangda Provinsi Kalsel, Senin (18/11/2019).

KEPALA Balitbangda Kalsel, Muhammad Amin mengatakan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Selain itu, pangan juga merupakan komoditas strategis yang sering dikaitkan dengan aspek ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, dan politik di Indonesia.

Provinsi Kalsel, kata dia merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang potensi sumber daya pertanian yang melimpah, khususnya padi. Kondisi geografis dan karakteristik wilayah juga membuat Kalsel memiliki potensi pengembangan sumber daya pertanian untuk mendukung ketahanan pangan.

BACA:PKK Kalsel Rekatkan Harmoni Kebersamaan

Terlebih, sebut Amin, ke depan kebutuhan pangan semakin bertambah, seiring telah ditetapkannya Prov Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara. Sebagai daerah yang dekat dengan Ibu Kota baru, dengan potensi yang ada, Kalsel besiap untuk menjadi penyangga pangan untuk Ibu Kota Baru.

“Dari beberapa dasar di atas, kami memandang perlu untuk melakukan kajian terkait neraca sumber daya pertanian untuk ketahanan pangan. Tidak hanya untuk Kalsel, tetapi juga tingkat nasional dan untuk penyangga pangan bagi Ibu Kota Baru nantinya,” jelasnya.

Ditambahkan Amin, Kalsel di bawah kepemimpinan Gubernur H Sahbirin Noor, memiliki 13 program prioritas, salah satunya adalah menjadikan Kalsel sebagai sentra pangan.  “Hal ini sudah seharusnya, mengharuskan kita untuk mewujudkan Kalsel mapan dalam hal ketersediaan pangan,” tambahnya.

Diharapkan Amin dengan adanya kajian ini, dapat menjadi bahan rujukan bagi SKPD terkait untuk bersama-sama mewujudkan Kasel sebagai sentra pangan, dan siap untuk menjadi penyangga pangan untuk Ibu Kota Baru.

BACA JUGA:  Wagub Rudy Resnawan Pimpin Peringatan HKN 2019

Sementara Ketua Tim Peneliti, Ir M Arief Anwar,ST,MT mengatakan dilakukannya kajian ini untuk mengetahui kondisi neraca sumber daya pertanian untuk mendukung ketahanan pangan di Kalsel, seperti ketersediaan, konsumsi, dan cadangan.

Kemudian Tim melakukan penelitian terkait faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pengelolaan sumber daya pertanian, serta memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam hal pengembangan sumber daya pertanian tersebut.

Dari kajian ini menghasilkan 11 rekomendasi, yang diantaranya adalah mendorong untuk menerapkan pertanian modern.

Hal ini sebut Arief mutlak diperlukan untuk optimalisasi dan peningkatan produktivitas sektor pertanian yang berkelanjutan, seperti pengadaan benih dan bibit unggul, serta penggunaan alat dan mesin pertanian modren.

Kemudian, adanya fasilitas bagi para petani untuk dapat mengakses teknologi dan varietas unggul yang tahan dari berbagai kondisi yang merupakan hasil dari inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan. Hal penting lainnya adalah adanya marketplace pertanian dan regenerasi petani.

BACA LAGI:  LPSE Kalsel Torehkan Prestasi Nasional

 “Dalam sebuah konsep usaha bisnis, metode pemasaran yang tepat akan menjadi kunci dalam hal menjamin produk hasil usaha pertanian dapat sampai kepada konsumen,” ujarnya. Arief juga berterima kasih atas segala masukan, saran baik dari narasumber maupun para peserta seminar.

Hadir dalam seminar dan menjadi narasumber Kepala Dinas Ketahanan Pangan Prov Kalsel, Suparno. Menurut dia, bicara ketahanan pangan, pihaknya harus mengetahui ketersediaan pangan selama tiga bulan ke depan, kemudian pangan tersebut dapat terdistribusi, terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat, dan aman untuk dikonsumsi.

Tim Peneliti itu sendiri terdiri dari Ir M Arief Anwar,ST,MT, Ir H gusti Syahrani Noor, Siska Fitriyanti,SSi,MP, Herry Azhar Pradana,SE,MBA, dan Hisyam Musthafa Al Hakim,STP,MSc.(jejakrekam)

Penulis Rony (Biro Humpro Kalsel)
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.