Berbagi Pengalaman Menulis, AS Laksana Sambangi Pembaca di Banua

0

WARTAWAN dan esais, AS Laksana menyambangi pembaca Banua untuk berbagi pengalaman dunia kepenulisan di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispersip) Kalimantan Selatan, Sabtu (16/11/2019).

KEPADA peserta workshop, ia menekankan pentingnya jam terbang atau kebiasaan dalam aktivitas tulis-menulis.

Meski terbilang sederhana, persoalan kebiasaan menulis sangat berdampak terhadap sebuah pengembangan tulisan yang menarik. Ini lantaran penulis yang bagus merupakan penulis yang terus belajar setiap waktu.

BACA: Tumbuhkan Minat Baca, Perpustakaan Palnam Bakal Datangkan Najwa Shihab

“Menulis itu soal kebiasaan saja. Menulis bagus soal kebiasaan. Begitu pula dengan menulis jelek,” kata AS Laksana kepada peserta forum.

Dalam pengalaman, Sulak sapaan akrabnya bercerita bahwa ia sudah “kenyang” mendapatkan penolakan selama bertahun-tahun sebelum tulisannya diterima oleh media massa.

Sulak memulai perjalanan menulisnya semenjak kelas 5 SD, karyanya pun baru dilirik setelah menginjak bangku SMA, tak tanggung-tanggung cerpennya diterbitkan media besar.

BACA JUGA: Sasar Generasi Milineal, Dara Cantik Eka Chandra Dewi Duta Baca Banua

“Kelas 2 SMA itu masuk cerpen Kompas. Orang-orang mengira penulis berbakat, padahal saya sudah memulainya sejak 5 SD,” kata Sulak.

Selain jam terbang, Alumni UGM ini menyampaikan pentingnya menguatkan sebuah cerita dalam proses membuat sebuah tulisan. Singkatnya, karya yang baik mampu mengaduk perasaan pembaca.

“Marah itu abstrak, kecewa itu abstrak, jatuh cinta itu juga abstrak. Kita harus membuat kata itu menjadi konkrit agar pembaca mudah memahaminya,” kata dia.

Di akhir sesi pertemuan, salah satu pendiri majalah Gorong-Gorong Budaya memberikan praktik penulisan kepada peserta. Mereka diminta membuat daftar pertanyaan yang akan dikembangkan menjadi sebuah cerita utuh.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.