Bau Gas Menyengat di Areal Pengeboran Pertamina, Warga Desa Pampanan Terpaksa Mengungsi

0

SEMBURAN gas disertai keluarnya minyak hitam di area pengeboran milik Pertamina di Desa Pampanan, Kecamatan Pugaan, Kabupaten Tabalong, sejak Kamis (14/11/2019) sore, membuat warga desa merasa resah.

BEBERAPA warga pun memilih mengungsi ke rumah keluarga di desa lain. Bahkan, ada beberapa warga yang mengeluh karena mengalami sesak napas, akibat terpapar bau gas yang sangat kuat.

Menurut Legal and Relation Asisten Manager PT Pertamina Galih Pradigta,  semburan gas yang mengandung minyak ini bukan karena ada kerusakan dari peralatan pengeboran. Ia menyebut hal itu dipicu akibat ada semburan gas liar yang berada di sumur di area eksplorasi.

“Semburan gas itu menyerupai embun dan mengandung minyak, karena tertiup angin sehingga aromanya yang tak sedap tercium oleh warga sekitar,” uca Galih Pradigta saat dikonfirmasi jejakrekam.com di Tanjung, Jumat (15/11/2019).

BACA : Hindari Kelangkaan Premium, Pertamina Dorong Konsumen Gunakan BBM Non Subsidi

Ia mengungkapkan sebelumnya memang ada semburan gas. Hanya saja, volumenya tidak terlalu besar. Sebab, masalah semburan gas ini langsung ditangani tim yang diterjukan Pertamina di lapangan dengan melakukan injeksi air dan mematikan pengeboran sumur.

Galih mengakui memang ada beberapa warga yang mengeluh sesak napas. Namun, menurut dia, masalah itu telah ditangani secara cepat oleh tim medis Pertamina untuk pencegahan dampak berlanjut.

“Warga yang terdampak akibat kejadian ini sudah dibawa ke rumah sakit karena mengeluh adanya gangguan peran, mual dan pusing,” ujarnya. 

Saat ini, Galih memastikan kondisi seluruh warga yang terdampak sudah berangsur sehat. Bahkan, sebagian sudah telah ditempatkan di Mess Pertamina di Kecamatan Murung Pudak, untuk pengamanan serta pemantauan kesehatannya. “Sebagian warga yang diungsirkan ke Mess Pertamina itu kebanyakan anak-anak dan ibu,” ucapnya.

BACA JUGA : Kalsel Itu Kaya Batubara, Tapi Faktanya Miskin Listrik

Galih mengatakan pihaknya juga telah membagikan masker jenis N95 yang terbukti mampu menahan bau menyengat serta partikel yang bisa membahayakan kesehatan.

Ia menegaskan saat ini pihak Pertamina terus berupaya untuk menghentikan semburan gas yang disertai minyak tersebut. Kata Galih, Pertamina juga baru bisa memastikan benar-benar aman pada malam ini dengan mengantarkan warga kembali ke rumahnya masing-masing.

“Walau ada semburan gas dan mengandung minyak, namun tidak menjadi penyulut api. Jika di sumur bor mungkin masih akan ada kemungkinan api, namun jika di lahan perkebunan dan pertanian warga, tidak akan terjadi kebakaran,” papar Galih.

Menurut dia, untuk penanganan dengan warga yang terdampak semburan gas bercampur minyak itu, pihaknya akan berkoordinasi dan melakukan pertemuan.”Kami akan bertanggungjawab jika terjadi kerugian yang dialami warga,” ujarnya.

BACA LAGI : Disapu Angin Sepoi-Sepoi, View Selat Makassar di Pantai Tanjung Jumlai

Galih menambahkan pengeboran minyak di titik sumber eksplorasi ini terjadi di ratusan titik yang ada di wilayah Kabupaten Tabalong. Ia menjelaskan kegiatan semacam itu sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan pabrik minyak milik negara ini. Galih menjamin seluruh proses dilakukan sesuai dengan prosedur dan standar keselamatan.

Masih menurut Galih, adanya semburan gas bercampur minyak itu mulai tercium sejak Kamis (14/11/2019) sore dan baunya makin menyengat pada malam hari.

Tidak hanya kepada warga sekitar, Galih mengatakan pihaknya juga membagikan masker kepada pekerja Pertamina yang berjaga di sekitar jalan, termasuk warga yang melintas di kawasan terdampak dari paparan bau gas menyengat itu.(jejakrekam)

Penulis Herry Yusminda
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.