Dekan FPK ULM Nilai Produk Ikan Kalsel Saatnya Menembus Pasar Global

0

TERBUKANYA peluang dan persaingan global membawa sejumlah tantangan sektor perikanan khususnya di tengah era Revolusi Industri ke-4 atau Industri 4.0. Dalam menghadapi persaingan perdagangan global yang semakin ketat, maka perlu solusi jitu.

DEKAN Fakultas Pertanian dan Kelautan (FPK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, Dr Agustiana mengatakan selain produktivitasnya, produk perikanan juga dinilai harus berdaya saing tinggi. Hal ini tidak terlepas dari ketersediaan input teknologi, sumber daya manusia, mesin. Termasuk pula rantai sistem produksi yang efisien dari hulu hingga hilir serta mutu produk yang terjamin.

“Kita telah memasuki teknologi informasi yang dapat mengefisienkan rantai distribusi. Jadi, harga jual di tingkat konsumen lebih murah dari pasar tradisional. Terutama, pemanfaatkan teknologi informasi dalam akuakultur dapat digunakan untuk mendapat informasi ketersediaan benih unggul, pakan, sarana dan prasarana produksi,” tutur Agustiana kepada jejakrekam.com di Banjarbaru, Jumat (8/11/2019).

BACA : Pasokan Ikan Air Tawar di TPI Pekauman Mencukupi

Dekan perempuan pertama di Fakultas Perikanan dan Kelautan ini mengatakan mau tak mau, fakultasnya terus mendorong dan menjamin peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang perikanan dan kelautan.

Agustiana menambahkan dengan teknologi digital, pembudidaya ikan dapat memasarkan produknya langsung ke konsumen tanpa melewati rantai pasok yang panjang. Dampaknya, biaya transaksi menjadi lebih mudah.

“Dengan demikian, akumulasi margin yang sebelumnya terjadi dapat ditekan dan dinikmati oleh pembudidaya ikan. Terutama, dalam bentuk harga jual yang lebih baik, sementara konsumen mendapat harga yang lebih murah,” paparnya.

Agustiana mengatakan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM haruscepat beradaptasi dan melahirkan inovasi yang tinggi di era teknologi digital ini. Sebab, menurut dia, Kalimantan Selatan mempunyai banyak peluang di sektor perikanan dan kelautan. Termasuk, pengolahan hasil perikanan yang sangat tinggi nilainya. “Itu sudah sejak lama dilakukan masyarakat Banjar,” tuturnya.

BACA JUGA : Wah, Ada Mesin Ice Flax di Pelabuhan Ikan Banjar Raya

Masih menurut Agustiana, produk pengolahan ikan di Banua sudah menembus pasar global. Tak hanya itu, tantangan lain adalah bagaimana budaya makan ikan, semakin meningkat untuk mencegah terjadinya stunting.

“Saat ini, kami memiliki enam program studi yakni Pengolahan Hasil Perikanan, Manajemen Sumberdaya Perikanan, Budidaya Perikanan, Agrobisnis, Penangkapan dan Kelautan. Jadi, kami siap bersinergi dengan lembaga penelitian dan pengolahan perikanan. Itu menjadi visi-misi saya semalam menjadi dekan,” imbuh Agustiana.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.