Jadi Daerah Penyangga Ibukota Negara, Kalsel Bakal Tersentuh Perubahan

0

ISU pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke kawasan Paser Penajam Utara (PPU) dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur masih menjadi diskursus hangat masyarakat sipil dari beragam perspektif.

ORMAS Sasangga Banua pun menggelar dialog kebangsaan bertajuk Paradigma Kepemimpinan bagi Daerah Penyangga Ibukota Negara di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Kamis (31/10/2019).

Antropologi Universitas Indonesia (UI), Dr Hermansyah menganggap Kalsel sebagai penyangga ibukota baru dengan karakteristik masyarakat yang egaliter menjadi keuntungan tersendiri. Utamanya, dalam pembangunan lintas sektor di pembangunan ibu negara lintas sektor.

“Sebagai daerah peyangga pasti kedatangan tamu, migrasi baru akan datang, baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga-tenaga yang lain. Tentu, sebagai penduduk asli Kalimantan, bagaimana mengambil peluang dan sekaligus tantangan yang harus dipersiapkan,” ucap Hermansyah.

BACA : Jadi Ibukota Negara, Kalsel Dinilai Jauh Tertinggal Dibanding Kaltim

Dia menyebut masyarakat Banjar harus beradaptasi dengan rencana pemindahan ibukota negara agar tidak tersisih. Sebab, akan ada perubahan teknologi dan moderenisasi yang drastis.

Hermansyah menilai persiapan menghadapi tantangan pembangunan ibukota negara sangat tergantung dengan karakteristik pemimpin yang mampu mengayomi masyarakat yang peduli rakyat kecil. Bagi dia, sinergisitas lintas sektor menjadi keharusan agar masyarakat Kalsel tidak tersingkir dengan pemindahan ibukota negara.

“Kedepan tantangan kita amat berat, tentu persiapan harus lebih baik, rapi dan yang terencana, sehingga  generasi berikutnya bisa melanjutkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera,” kata Hermansyah.

BAGA JUGA : Kaltim Jadi Ibukota Negara yang Baru, Ada Dampaknya bagi Kalsel?

Deputi Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Bidang Sarana dan Prasarana Dr Dedy Supriadi Priatna mengatakan Pilkada Kalsel tahun 2020 mendatang menjadi momentum yang tepat untuk mempersiapkan Kalsel sebagai daerah peyangga ibukota negara baru.

Menurut Deny, figur yang bertarung di pilkada tahun depan harus punya visi yang tepat untuk mempersiapkan Kalsel penyangga ibukota negara baru.

BACA LAGI : Kalimantan Jadi Ibukota Negara, Telkom Hubungkan Fiber Optik

“Kami berharap tim sukses calon kepala daerah bisa mengantisipasi perubahan yang terjadi. Yang sebelumnya tidak ada sekarang sudah ada dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) hingga insfratruktur untuk memproyeksikan persiapan daerah peyangga ibukota negara,” urai Deddy.

Ia mengakui ada lonjakan besar perpindahan masyarakat ke Kalsel, sebagai lokasi terdekat dari lokasi ibukota negara baru. Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah daerah harus responsif dengan fenomena ini. “RPJMD (digodok) tahun depan harus betul-betul bisa merangkum perubahan dari posisi dan fungsi dengan adanya pemindahan ibu kota negara,” imbuh Deddy.(jejakrekam)

 

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.