Oprit Jembatan Sulawesi Dibebaskan, Pemilik Mulai Bongkar Bangunan

0

AKSES jalan dari Jembatan Sulawesi yang rampung dibangun Pemkot Banjarmasin, sejak awal 2017 silam masih terhalang bangunan ruko. Hasilnya, saat berada di turunan, para pengendara harus berbelok menuju ke Jalan Masjid Jami, Sungai Jingah.

JEMBATAN Sulawesi yang menghubungkan Jalan Sulawesi dengan Jalan Masjid Jami itu dibangun dengan dana Rp 8,5 miliar, awalnya didesain berkonstruksi jembatan kembar.

Kondisi oprit jembatan yang terhalang bangunan memang sangat membahayakan pengguna jalan, apalagi Jembatan Sulawesi didesain melengkung dan membentang di atas Sungai Kuin.

Kawasan yang dibebaskan itu kabarnya akan dijadikan pusat kuliner untuk mendukung kegiatan keagamaan di Masjid Jami, terutama saat pengajian rutin ulama kharismatik Banjarmasin, KH Ahmad Zuhdianoor atau Guru Zuhdi. Proses pembebasan lahan pun kabarnya tanpa melalui penggusuran. Ini terbukti, beberapa pemilik bangunan mulai membongkar bangunan berupa ruko dan kios.

BACA : Belum Difungsikan, Jembatan Sulawesi Tunggu Penyelesaian Oprit

Salah satu pemilik lahan H Sukril mengatakan pihaknya sudah melakukan pembongkaran, tanpa harus menunggu terbitnya surat peringatan I, II dan III atau dibongkar paksa Satpol PP Kota Banjarmasin.

“Untuk proses pembebasan lahan sudah disepakati dengan Pemkot Banjarmasin. Semua bangunan yang ada sudah dibebaskan dengan harga yang wajar berkisar Rp 5 juta per meter,” ucap H Sukril kepada jejakrekam.com, Selasa (29/10/2019).

Menurut dia, sedikitnya ada 20 bangunan, termasuk ruko empat pintu yang dibebaskan, karena berada di areal oprit Jembatan Sulawesi. “Sebagian rumah sudah dibongkar oleh pemiliknya.  Terutama, dekat pagar Masjid Jami Banjarmasin hingga ruko yang berada di oprit Jembatan Sulawesi,” ucap Sukril.

BACA JUGA : Desain Proyek Rampung, Jembatan Pulau Bromo Dibangun Tahun 2020

Ia berharap usai pembongkaran, Pemkot Banjarmasin bisa segera meratakan dan membangun jalan agar akses jalan lebih lebar dan lega, tanpa harus berbelok lagi ke Jalan Masjid Jami.

“Memang, saat pengajian Guru Zuhdi, kawasan Masjid Jami pasti macet. Apalagi, di persimpangan Jalan Sulawesi dan Jalan Antasan Kecil Barat. Jadi, dengan dibongkarnya bangunan, semoga kemacetan yang ada bisa berkurang,” kata Sukril.

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Sukhrowardi berharap agar pembebasan lahan yang sudah manusiawi, bisa dilanjutkan pemerintah kota dengan membangun akses jalan baru di lokasi bekas ruko dan rumah.

“Ya, pendekatan personal dalam proses pembebasan lahan di kawasan itu membuahkan hasil. Karena, selama ini, ada kesan pembebasan lahan itu selalu ganti rugi, harusnya ganti untung,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin.

BACA LAGI : Ada Haul Syekh Saman, Jalan Sulawesi dan Masjid Jami Ditutup Sore Ini

Menurut Sukhro, bagaimana pun kawasan Masjid Jami merupakan pusat keagamaan yang ada di Banjarmasin, di samping Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

“Tentu butuh akses jalan yang memadai, karena jumlah jamaah yang datang ke pengajian Guru Zuhdi membludak. Nantinya, usai pembebasan kawasan oprit Jembatan Sulawesi, bisa dilanjutkan dengan penggantian jembatan kayu ulin yang ada diganti jembatan beton,” tandas Sukhro.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.