Ada Aksi Ambil Untung, Kuota Gas Melon di Banjarmasin Sudah Lebihi Target

0

FENOMENA kelangkaan pasokan LPG tabung ukuran 3 kilogram di Banjarmasin disinyalir akibat mata rantai pendistribusian yang terlalu panjang. Hal ini membuka celah permainan harga antar pengecer dari pangkalan yang dipasok agen Pertamina. Hasilnya, harga di tingkat eceran pun melonjak naik di atas harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok hanya Rp 17.500.

FAKTA ini terungkap dalam rapat dengar pendapat Komisi II DPRD Kota Banjarmasin dengan perwakilan PT (Persero) Pertamina Area Banjarmasin dan Kabag Ekonomi Setdakot Banjarmasin HM Rusdi, di Banjarmasin, Jumat (18/10/2019).

Berdasar pemantauan DPRD Kota Banjarmasin, harga eceran di tingkat konsumen sudah menembus angka Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per tabung gas melon, ukuran LPG 3 kilogram.

Asisten Manager Cabang PT Pertamina Area Banjarmasin, M Aryadi mengakui fenomena yang terjadi hingga melonjaknya harga gas melon di tengah masyarakat, akibat panjangnya mata rantai penyaluran distribusi gas untuk rakyat miskin itu. Dari Pertamina disuplai ke agen resmi, berlanjut ke pangkalan hingga pengecer di warung atau tempat lainnya.

BACA : Jual LPG 3 Kg Di Atas HET, Bos Pangkalan H Mahli Dituntut 3 Bulan Penjara

Terlalu panjangnya pindah tangan pendistribusian gas melon mengakibatkan harga di tingkat eceran melebihi HET. “Makanya, bagi pangkalan yang sengaja menaikkan harga eceran di luar ketentuan, kami akan sanksi tegas dengan mencabut izin atau pemutusan hubungan usaha (PHU),” tegas Aryadi.

Ia meminta agar masyarakat bisa melaporkan praktik ambil untung besar yang dilakukan pangkalan resmi Pertamina, hingga harga eceran gas melon itu meroket. Menurut dia, kuota gas melon di Banjarmasin juga telah melebihi batas, ditarget pada 2019 ini hanya 3.561.600 tabung per tahun, hingga pertengahan Oktober sudah tercover 4.427.920 tabung. Berarti, ada kelebihan 866.320 tabung.

“Penyaluran LPG 3 kilogram tinggal dua bulan. Namun, kuota yang seharusnya untuk Banjarmasin sebenarnya telah melampaui,” ucap Aryadi.

Sementara itu, Kabag Ekonomi Setdakot Banjarmasin HM Rusdi memastikan akan segera mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwali) Banjarmasin dalam mengatasi aksi ambil untung di tengah kelangkaan gas melon itu.

“Dengan Perwali Banjarmasin ini akan mengikat pangkalan-pangkalan LPG 3 kilogram untuk menerapkan aturan yang sesuai. Termasuk, penerapan kartu kendali bagi pengguna LPG 3 kilogram untuk masyarakat miskin,” tegas Rusdi.

BACA JUGA : Antrean LPG 3 Kg Hanya Di Beberapa Titik, Hiswana Migas : Pasokan Aman Dan Cukup

Untuk menekan permainan oknum di tingkat pengecer, Rusdi memastikan pengawasan ketat akan diberlakukan. Menurut dia, ternyata asumsi penggunaan gas bersubsidi itu untuk masyarakat miskin dua tabung dalam sebulan, dan pelaku UKM dengan omzet Rp 20 juta sebulan ke bawah hanya tiga tabung, justru belum tepat sasaran.

“Ke depan dalam mengatasi kelangkaan gas bersubsidi, Pertamina dan Pemkot Banjarmasin akan segera menggelar operasi pasar,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.