Sumur Wakaf Jadi Solusi Krisis Air di Desa Kintap

0

KHAIRUDDIN (42 tahun), tokoh agama yang juga pengurus Mesjid Al-Hidayah Desa Kintap berulang kali menuturkan rasa terima kasihnya kepada Global Wakaf – ACT. “Alhamdulillah senang sekali kami mendapatkan bantuan sumur wakaf, apalagi ditambah bangunan MCK juga. Bantuan yang telah lama kami idamkan,” ucap Khairuddin kepada tim Global – ACT, saat peresmian sumur wakaf di Desa Kintap Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu.

“WARGA di sini sering kekurangan air saat musim kemarau. Toilet di masjid ini juga cuma ada satu, sehingga kerepotan kalau ada acara besar seperti peringatan hari besar Islam. Pasti berebut,” kisahnya.

Krisis air memang masih menjadi momok yang menyusahkan bagi masyarakat di Desa Kintap, terutama pada saat musim kemarau yang berkepanjangan seperti tahun ini. Namun, hadirnya sumur wakaf menjadi kebahagiaan tersendiri bagi warga di sana. Hal ini disampaikan Syahbani (40 tahun) selaku perwakilan aparat desa. “Terima kasih kepada Global Wakaf – ACT atas bantuan sumur dan bangunan MCK di desa kami ini. Tentu ini sangat bermanfaat bagi warga dan semoga silaturahim terus berlanjut,” ujarnya.

BACA: ACT Kalsel Sosialisasi Cuci Hidup Minimalisir Dampak ISPA Akibat Kabut Asap

Kepala Cabang ACT Kalsel Zainal Arifin yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa program sumur wakaf merupakan ikhtiar terbaik dari Global Wakaf untuk membantu masyarakat yang kesusahan, terutama di wilayah krisis air bersih. “Ini amanah dari dermawan yang memang harus kami tunaikan. Semoga adanya sumur wakaf ini dapat menambah kesolehan masyarakat untuk beraktifitas di masjid,” tutur Zainal.

Kegiatan ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Habib Abdurrahman Assegaf. Bersama warga, doa kebaikan dikirimkan kepada para dermawan dan relawan yang telah mewujudkan harapan mereka memiliki sumber air bersih dan fasilitasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Desa Kintap hanya memiliki satu sumber air bersih milik warga, yang letaknya di sisi dataran rendah desa tersebut. Warga harus membayar Rp 2 ribu untuk satu jeriken dan Rp 70 ribu untuk satu tandon atau setara 120 liter. Saat musim kemarau datang, sumur yang menjadi tumpuan warga satu desa itu pun perlahan mengering. Akhirnya, kehadiran sumur wakaf telah membuahkan tawa bahagia di Desa Kintap. Terima kasih dermawan.(jejakrekam)

Penulis Sultan Hasan (ACT)
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.