Teliti Soal Khilafah, Mahasiswa UIN Antasari Raih Best Paper BUAF

0

BORNEO Undergraduate Academic Forum (BUAF) merupakan agenda presentasi penelitian jurnal yang dilakukan mahasiswa PTKIN. Agenda BUAF pada tahun ini dihelat di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda, Kalimantan Timur, berlangsung pada 13-15 Oktober 2019.

PERGELARAN BUAF tahun ini mengangkat tema tentang Contemporary Islamic Studies and the Challange of Globalization in the Millenial Era yang diikuti oleh 110 mahasiswa dari 15 kampus PTKIN Se-Indonesia.

Masing-masing mahasiawa terlebih dulu mengikuti seleksi artikel dengan mahasiswa lainnya, hingga terpilih 110 mahasiswa terbaik yang berkesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitiannya dalam Forum BUAF.

Setelah presentasi, penyelenggara mengumumkan hasil jurnal terbaik dari berbagai sub tema yang disajikan oleh panitia. Salah satu mahasiswa perwakilan UIN Antasari, Muhammad Rizali mendapatkan penghargaan sebagai best paper terbaik I yang bertemakan Politic, Democrasy, and Trans-national Religious Movement.

BACA : Radikalisme Karena Faktor Ekonomi Dan Minim Pendidikan

Rizal yang merupakan mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin yang saat ini juga masih aktif menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Antasari ini meneliti tentang Paradigma Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin tentang Konsep Khilafah dan Hegemoni Nation-State.

Ia tertarik meneliti tentang tema ini karena berangkat dari data yang ia peroleh dari salah satu pimpinan kampus yang menyatakan bahwa UIN Antasari salah satu kampus yang terpapar paham radikalisme dalam beragama.

“Saya tertarik meneliti tema ini karena pernah dapat informasi dari salah satu pimpinan kampus bahwa UIN salah satu tertitingg terpapar paham radikalisme diantara kampus PTKIN lainnya di Indonesia,” beber Rizal kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Selasa (15/10/2019).

BACA JUGA : Tolak Radikalisme Dan Penghinaan Terhadap Ulama Aswaja, Ini Empat Poin Petisi Itu

“Tapi saya tidak langsung menerima, saya berinisiatif mengadakan mini riset mengenai permasalahan ini. Yang mana mahasiswa UIN Antasari menjadi subjek dalam penelitian, kemudian hasil penelitian tersebut saya kirimkan untuk agenda BUAF di IAIN Samarinda,” beber Rizal.

Hasilnya, artikel penelitian yang dilakukan Rizal meraih predikat sebagai Best Paper I ketika diumumkan panitia seleksi di Auditorium 22 Dzulhijjah IAIN Samarinda.

Walaupun saat ini disibukkan sebagai Ketua DEMA UIN Antasari Banjarmasin, Rizal berpesanmenjadi mahasiswa organisatoris tidak hanya bergelut tentang organisasi, tetapi juga harus balance dan mampu berpikir kreartif, kritis serta ilmiah.

“Terpenting adalah sering membaca dan menulis adalah modal utama, karena perkembangan zaman menuntut mahasiswa tidak hanya memiliki satu softskill tetapi bisa multitasking dan ditempatkan di sektor mana pun,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.