ACT Kalsel Sosialisasi Cuci Hidup Minimalisir Dampak ISPA Akibat Kabut Asap

0

RESPON terhadap dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan masih terus dilakukan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan.

BANJARBARU yang terdampak paling parah menjadi wilayah sasaran program. Berdasarkan data Dinkes Banjarbaru, gangguan pernafasan atau ISPA di Banjarbaru mencapai 14.179 kasus hingga Agustus 2019 lalu.

ACT-MRI Kalsel menyapa warga sekolah di SD-SMP Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru untuk memberikan sosialisasi cuci hidung. Koordinator Program ACT Kalsel M Budi Rahman Wahid menerangkan, kegiatan cuci hidung tersebut untuk mengurangi risiko dampak ISPA.

“Dengan mencuci hidung diharapkan bisa membersihkan, menyegarkan dan mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan akibat asap yang dihirup selama beberapa bulan terakhir,” ucapnya.

Aksi cuci hidung rupanya menjadi sesuatu yang baru bagi warga sekolah SD-SMP Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru. Awalnya, mereka menganggap bahwa hal tersebut menyakitkan. Akan tetapi setelah mendapatkan penjelasan dan praktek oleh relawan MRI-ACT Kalsel, mereka menjadi tidak sabar untuk mencobanya. Bahkan ada yang ingin terus-menerus mencuci hidungnya. “Dingin, seger. Ini pertama kalinya ikut cuci hidung,” ujar Balqis (12 tahun) siswi kelas 7 SMP Plus Citra Madinatul Ilmi. Para siswa tampak berebut untuk merasakan cuci hidung.

Arif Baitika Rahman, selaku Kepala Sekolah Citra Madinatul Ilmi mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia sangat menantikan kunjungan ACT, karena tidak pernah ada pembelajaran mengenai cuci hidung sebelumnya. “Ini sangat bermanfaat karena sebagian dari kami tempat tinggalnya di Banjarbaru yang terkena kabut asap paling parah,” papar Arif. Sebanyak 589 siswa dan guru menjadi penerima manfaat program kali ini.

BACA : Bagi 4000 Masker Gratis, ACT Kalsel Komitmen Tangani Dampak Karhutla

Selain cuci hidung gratis, ada juga pembagian masker dan susu gratis. “Alhamdulillah kegiatan ini terlaksana karena dukungan dari Alifindo Mitra Bersama dan Frisian Flag Indonesia. Kami berterima kasih kepada para dermawan dan semoga membawa kebermanfaatan bagi semua pihak,” ungkap M Budi Rahman Wahid.

Sebelumnya, ACT Kalsel juga menyambangi SMP Negeri 15 Banjarbaru dengan aksi serupa. SMPN 15 Banjarbaru yang berlokasi di Jalan Tegal Arum, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, merupakan sekolah yang paling sering terdampak kabut asap akibat kebakaran lahan.

Bahkan pernah terjadi kebakaran lahan hanya berjarak sekitar 3 meter dari ruang kelas yang berada di bagian belakang sekolah. Para siswa seringkali mengeluhkan kabut asap yang terjadi karena sangat menganggu aktivitas kegiatan belajar mereka di sekolah. “Terkadang kalau asapnya sangat tebal hingga jarak pandang cuma sekitar 3 sampai 10 meter, sekolah langsung kami liburkan atau pulang lebih cepat,” tutur Faizah, Kepala Sekolah SMPN 15 Banjarbaru.

“Saya sangat senang dengan adanya program seperti ini dari ACT. Karena kami sudah sering mengalami kabut asap dan baru kali ini mendapatkan perhatian yang begitu luar biasa. Kami mengharapkan program ini dapat berjalan setiap tahun,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Retno Sulisetiyani - ACT
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.