ACT Buka Crisis Center Tragedi Kemanusiaan Wamena di Makassar

0

MENANGGAPI konfliks osial yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Senin (30/9/2019) membuka crisis center di Kantor ACT Sulawesi Selatan.

CRISIS center ini berada di Alauddin Plaza Ruko SSH, Jalan Sultan Alauddin, Gunung Sari, Rappocini, Kota Makassar. Crisis center ditujukan menjadi pusat data atas dampak konflik sosial yang terjadi di Wamena.

Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan mengatakan, crisis center yang dibuka di Kantor ACT Sulsel akan memberikan informasi kepada publik tentang data dan situasi terkini dari Papua secara akurat. Seluruh lapisan masyarakat dapat mengunjungi dan mendapatkan informasi terkini tentangWamena. Data yang crisis center ACT terima berasal dari tim yang berada di Papua saat ini.

“Crisis center inidigawangi oleh tim Masyarakat Relawan Indonesia dengan penguasaan bidang tertentu,” ucap Lukman Azis Kurniawan, Senin (30/9/2019).

Saat ini, tim ACT juga sudah berada di Sentani dan sebagian lagi akan menujuWamena. Tim tanggap darurat tersebut akan mengirimkan informasi terkini ke crisis center di Makassar. Tiap pagi  dan sore akan ada pembaruan informasi.

Crisis center ACT di Makassar jugamenjadi pusat pengaduan orang hilang atau yang menjadi korban krisis kemanusiaan di Wamena. Pihak-pihak yang nantinya merasa kehilangan keluarga di Wamena dapat menghubungi crisis center ACT. Tak hanya itu, data dari crisis center juga dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Tiap harinya akan ada pembaruan informasi tentang pengungsi, korban, hingga eksodus yang terjadi di Papua.

Selainitu, crisis center juga menjadi tempat bagi masyarakat yang ingin berdonasi bagi warga terdampak konflik sosial. Nantinya ACT akan menyalurkan bantuan itu. “ACT juga akan memberikan santunan bagi korban konflik yang meninggal dunia. Di Makassar, kami juga telah menyiapkan pembukaan dapuru mum di titik-titik kedatangan pengungsi dari Papua,” tambah Azis.

Santunan untuk Korban Jiwa

Ahad (29/9/2019) lalu, ACT menyerahkan santunan kepada korban meninggal dunia akibat konflik sosial di Wamena. keluarga Muhammad Iswan dan keluarga Linda yang tinggal di Pesisir Selatan, Sumatera Barat mendapatkan santunan. Santuanan ini diserahterimakan oleh ACT Sumbar.

Aan Saputra dari tim Program ACT Sumbar mengatakan, ada sembilan korban meninggal dunia akibat konflik sosial di Wamena yang berasal dari Pesisir Selatan. Mereka merantau ke Papua untukbekerja. “Duka yang sangat mendalam bagi keluarga ketika mendapatkan kabar keluarganya menjadi salah satu korban konflik sosial,” ungkapAan.(jejakrekam)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.