Akibat Kemarau Panjang, Pasokan Sayur Mayur di Pasar Sentra Antasari Berkurang

0

MUSIM kemarau panjang berdampak pada menurunnya stok barang terutama sayur mayur di sejumlah pasar tradisional di Banjarmasin. Salah satunya di pusat perdagangan bahan pokok di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin.

AKTIVITAS bongkar muat komoditas hasil pertanian pun agak berkurang di pasar terletak di Jalan Pangeran Antasari Banjarmasin. Hal ini dikarenakan, banyak petani sayur mayur gagal panen akibat mengalami kekeringan.

“Banyak lahan perkebunan yang kering, karena kurang air. Hasil panennya jauh menurun tajam dibanding bulan-bulan sebelumnya. Kalau pun ada, hanya panen dalam skala kecil,” ucap Yasir, salah satu pemasok sayur yang tengah bongkar muat di Pasar Sentra Antasari kepada jejakrekam.com, Selasa (24/9/2019).

Menurut petani sayur mayur asal Banjarbaru ini, musim kemarau yang cukup panjang, mengakibatkan banyak tanamannya seperti cabe rawit, sayur bayam, mentimum, kacang panjang dan lainnya mengering dan gagal panen.

BACA : Musim Kemarau, Pemakaian Air PDAM Bandarmasih Meningkat Tajam

“Pasokan air yang biasanya bisa mengaliri area perkebunan sangat minim. Untung saja, pasokan air bisa didapat dari sumur bor, sedangkan dari saluran irigasi tidak bisa diharap lagi,” ucap Yasir.

Ia menjelaskan kebanyakan komoditas sayur mayur itu terpaksa didatangkan dari Pulau Jawa. Ini karena, suplai dari wilayah Banjarbaru dan lainnya berkurang drastis dibanding tahun sebelumnya. “Memang, kemarau tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Yasir.

Menurunnya pasokan sayur mayur di Pasar Sentra Antasari juga dikeluhkan Yuliarni. Salah satu pedagang di pasar tradisional Banjarmasin ini mengungkapkan kebanyakan pasokan sayur mayur yang ada didatangkan langsung dari Pulau Jawa.

“Untuk sayur mayur yang dipasok dari Banjarbaru, Pelaihari dan lainnya jauh berkurang. Kami terpaksa mendatangkan sayur mayur dari Pulau Jawa, terutama Surabaya seperti mentimun, kol, wartel dan cabe,” katanya.

BACA JUGA : Pasokan Sayur Mayur Berkurang, Harga Mulai Terdongkrak Naik

Dia mencontohkan harga cabe rawit untuk harga partai dibandrol Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan, untuk eceran lebih mahal Rp 90 ribu per kilogram. Sedangkan, untuk lombok taji merah atau hijau di kisaran harga Rp 40 ribu per kilogram, menurun harganya dibanding sebulan lalu mencapai Rp 60 ribu per kilogram.

“Sedangkan, lombak atau cabe poiner juga turun harga. Sebelumnya Rp 60 ribu, sekarang sudah turun jadi Rp 40 ribu per kilogram. Biasanya, lombok ini menjadi pengganti cabe rawit yang harganya lebih mahal,” ucap Yuliarni.

Karena pasokan sangat minim, Yuliarni pun mengaku terpaksa harus menyetok dalam jumlah kecilnya. Padahal biasanya Yuliarni mendatangkan pasokan sayur mayur dalam jumlah besar mencapai satu kwintal atau 100 kilogram. “Sekarang paling banter hanya dapat 20 kilogram. Sebab, pasokan sayur mayur ini harus dibagi lagi ke pasar-pasar tradisional lainnya di Banjarmasin,” kata Yuliarni.

Pemilik rumah makan dan usaha katering, Yok Ling pun mengakui minimnya pasokan sayur mayur mau tak mau, harga pun menaik dibanding sebelumnya. Menurut dia, untuk mendapatkan pasokan sayur mayur segar dengan harga terjangkau, harus datang pagi-pagi ke Pasar Sentra Antasari.

“Kalau kesiangan, sudah dipastikan tak dapat sayur bagus dan harganya yang murah. Karena, pasokannya di Pasar Sentra Antasari berkurang drastis dari bulan sebelumnya,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.