Walhi Kalsel Tepis Aksi #Save Meratus Ditunggangi Agenda Politik

0

KELUARNYA para mahasiswa lintas kampus tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dari barisan gerakan #SaveMeratus dalam aksi akbar di Lapangan Dwi Warna, Barabai, Senin (23/9/2019), disesalkan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono.

APEL akbar yang melibatkan koalisi masyarakat sipil terdiri para pelajar, masyarakat adat, organisasi petani, seniman, aktivis lingkungan hingga masyarakat umum, ternodai dengan aksi walkout Aliansi Mahasiswa yang dikoordinatori Rizal Nagara.

Aksi keluar barisan ini ditengarai tudingan aksi penyelamatan Pegunungan Meratus dari aktivitas pertambangan batubara ini, ditunggangi agenda politik praktis menyongsong pemilihan Bupati-Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) 2020 mendatang.

“Kami menyesalkan keputusan sepihak dari Aliansi Mahasiswa yang menarik diri dari aksi #SaveMeratus. Terlalu premature bagi rekan-rekan mahasiswa untuk keluar dari barisan koalisi masyarakat sipil yang juga diikuti anggota DPRD HST dan perwakilan Pemkab HST itu,” ucap Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono kepada jejakrekam.com, Senin (23/9/2019).

BACA : Ditunggangi Agenda Politik, Aliansi Mahasiswa Keluar Dari Barisan Aksi Save Meratus

Ia menegaskan agenda aksi akbar di Lapangan Dwi Warna itu untuk memperingati UN Climate Change Summit 2019 serta peringatan Hari Tani pada esok harinya. Menurut Kisworo, aksi #SaveMeratus yang sudah beberapa kali digelar di banyak tempat di Kalsel dan dipusatkan kembali di Barabai, murni gerakan masyarakat sipil.

“Makanya, aksi akbar ini diisi orasi bersama, aksi teatrikal, penampilan seni dan budaya serta pernyataan sikap bersama,” urai Cak Kiss, sapaan akrabnynya.

Aktivis lingkungan berambut gondrong ini meneois muatan aksi akbar ini sarat dengan muatan politis. Sebab, sebut dia, aksi #SaveMeratus murni untuk menyampaikan ke publik bahwa Pegunungan Meratus, agar steril dari aktivitas eksplorasi.

“Tidak ada (muatan politis) yang orasi tadi itu tiga orang dari DPRD HST. Mereka tidak mewakili DPRD karena mutlak kepedulian, tidak ada unsur politik apapun terkait suksesi Pilkada HST. Bahkan, mereka berjanji memaksimalkan fungsi legislasi dalam mengawal kebijakan #Save Meratus,” imbuh Cak Kiss.

BACA JUGA : DPRD HST Komitmen Jaga Meratus, Masyarakat Adat Desak Dibuatkan Perda

Menurut dia, aksi keluar barisan dari Aliansi Mahasiswa tidak mewakili sikap dari seluruh mahasiswa yang selama ini bergabung dan mendukung gerakan penyelamatan Pegunungan Meratus. “Terbukti, ada sejumlah kelompok mahasiswa masih memutuskan berada di Lapangan Dwi Warna hingga agenda aksi akbar ini sampai tuntas,” ucapnya.

Cak Kiss tak menyangkal Bupati HST HA Chairansyah tak hadir di tengah massa, karena tengah berada di acara kementerian di Jakarta.  Namun, menurut dia, sebagai bentuk komitmen kuat, Bupati HA Chairansyah justru mengutus pejabat dinas terkait untuk bergabung dengan massa.

“Sampai sekarang, komitmen Pemkab dan DPRD HST dalam mengawal gerakan #SaveMeratus sangat jelas. Mengapa sekarang justru disoal? Yang pasti, gerakan #SaveMeratus tetap solid dan tidak ada perpecahan. Yang terjadi, hanya miskomunikasi saja di lapangan,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.