Kualitas Udara Buruk Ancam Sejumlah Wilayah di Indonesia

Beberapa daerah yang terdampak oleh karhutla mulai masuk dalam kondisi dari tidak sehat hingga berbahaya. Sejumlah masalah kesehatan mengintai, hingga banyak sekolah diliburkan

0

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan data terbaru mengenai kualitas udara di beberapa daerah di Indonesia yang kian memburuk. Salah satunya Riau. Informasi Konsentrasi Partikulat (PM10) menunjukkan hingga jam 9 pagi, kualitas udara di Kota Pekanbaru mencapai sekitar 440.10 µgram/m3. Menggunakan perhitungan BMKG sendiri, angka di atas 350 sudah dapat dikatakan berbahaya.

WAHYU Suryanda dari Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Riau memang mengatakan bahwa kualitas udara di Pekanbaru kian hari bertambah buruk karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Beberapa orang dengan riwayat kesehatan yang kurang baik, mulai mengeluhkan paparan asap di kota mereka ini.

“Hanya di wilayah dan orang secara personal tertentu. Misal anaknya asma, lalu ditambah dengan adanya asap maka memperparah kondisinya. Dan tentunya sebagian masyarakat yang memiliki kondisi fisik yang lemah terhadap udara ini, mereka mengeluhkan dan lebih memperbanyak aktivitas di dalam ruangan,” kata Wahyu.

BACA: Asap Makin Pekat, ACT Kalsel Bagikan Masker

Beberapa sekolah bahkan menurut Wahyu pada pekan ini diliburkan akibat dari kabut asap yang semakin pekat. Suasana sekolah yang tidak kondusif karena asap membuat mereka terpaksa kehilangan kesempatan belajar hari itu. Kebijakan masing-masing sekolah, kata Wahyu, beragam. Ada yang libur pekan ini saja, ada yang libur hingga pekan depan.

Kondisi serupa dialami juga oleh Provinsi Sumatera Selatan. Meskipun tidak sampai pada berbahaya, kondisi udara sempat berada pada titik sangat tidak sehat jika dilihat menggunakan indikator PM10, yakni sekitar 295.10 µgram/m3.

Dikutip dari CNN Indonesia, dari pantauan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), ada 667 titik api yang terjadi pada Selasa (10/9) petang hingga Rabu (11/9) petang. Sementara menurut menurut Hening Ugi Nastiti dari Tim ACT Sumatra Selatan, titik api dari karhutla tersebut hingga kini masih menyumbang kabut asap yang mengganggu warga sekitar.

“Saat ini kondisi kabut asapnya sangat pekat, terutama setiap pagi dan sore. Bahkan kalau siang hari kita keluar ruangan, di sini terasa sesak karena kita menghirup langsung kabut asap itu,” kata Hening, Jumat (13/9).

Kalimantan Barat juga menjadi salah satu provinsi yang terancam kabut asap dari karhutla. Amelian Dinisia dari Tim ACT Kalimantan Barat mengatakan, asap sempat berkurang karena hujan yang hampir setiap sore mengguyur pada pekan ini. Namun bukan berarti kondisinya serta merta membaik. Indikator PM10 mencatat kondisi udara di Pontianak mencapai 162.51 µgram/m3 pada pukul 9 pagi ini, atau dengan kata lain berada dalam kondisi tidak sehat.

“Asap berkurang, tapi belum membaik. Sampai sekolah-sekolah diliburkan untuk semua jenjang sejak kemarin. Insyaallah, Senin pekan depan anak-anak akan kembali masuk sekolah. Karena kalau yang saya ketahui, banyak anak-anak yang sudah terkena dampaknya seperti sesak dan iritasi mata,” ujar Amelian.

ACT Riau, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat terus menanggulangi dampak dari kabut asap ini. Ketiga cabang ACT tersebut terus membagi-bagikan masker setiap harinya. Malah tidak hanya membagikan masker, ACT Kalimantan Barat juga ikut turun bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hari ini untuk ikut memadamkan titik api.

Polusi udara bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), dari data yang dirilis dari bulan Mei lalu, sekitar 7 juta orang meninggal disebabkan oleh polusi udara setiap tahunnya.

Masih menurut WHO, dilansir dari Kata Data, polusi udara yang terhirup dan masuk ke dalam sistem pernapasan menyebabkan gangguan pada paru-paru dan sistem kardiovaskular. Bahkan, polusi udara bisa menyebabkan strok, penyakit jantung, penyakit paru-paru kronis, infeksi saluran pernapasan, dan pneumonia.(jejakrekam)

Penulis Reza Mardhani (ACT)
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.