Bedah Tiga Buku Karya Kader PMII di Konkoorcab XXIII PMII Kalsel

0

ADA hal yang menarik pada kegiatan Konferensi Koordinator Cabang XXIII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kalsel pada kali ini. Menariknya adalah pada Konkoorcab kali ini salah satu rangkaian kegiatannya adalah bedah buku karya dari tiga kader PMII Kalsel, di Kedai Fakhul Ihsan, Banjarbaru, Senin (26/8/2019).

DISKUSI yang berjalan dengan santai ini di moderatori Rezna yang juga kader PKC PMII Kalsel. Ada tiga buku yany diduskusikan oleh penulis langsung. Pertama, buku Aku dan Takdir Pergerakan karya Aldi Fakhrisaldi Putra, ketua BEM ULM 2018. Kedua, buku kumpulan cerpen Musim Hujan Di Kemarau Panjang, karya Arif Riduan aktivis Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3), dan buku Kumpuli Puisi dari Halimatus Sa’diyah yang berjudul Bait di Sela-sela Rindu.

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan kader PMII berasal dari berbagai daerah di Kalsel yang datang untuk mengikuti kegiatan Konkoorcab XXIII di Banjarbaru. Dan juga dihadiri oleh undangan dari organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, serta undangan umum lainnya.

Dalam pengantarnya, Rezna mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyambut para peserta Konkoorcab yang datang ke Banjarbaru sekaligus untuk memeriahkan Konkoorcab XXIII yang akan dilaksanakan 26-29 Agustus 2019 di Banjarbaru.

Ramli Jauhari, Ketua PKC PMII Kalsel mengatakan, karya-karya para kader harus diapresiasi, baik sebagai dukungan maupun sebagai motivasi bagi kader PMII yang lain berani berkarya apapun itu karyanya, terlebih lagi dalam bentuk buku. ‘Kita sangat apresiasi jika ada kader yang berani berkarya, dan kita akan dukung agar juga menjadi motivasi bagi kader yang lain agar turut berkarya, apapun itu ” ujarnya.

Narasumber pertama, Aldi dengan buku Aku dan Takdir Gerakan memaparkan bahwa buku ini adalah buah pemikiran dan pengalaman perjalanannya selama 2 tahun di Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat. Dia juga menambahkan bahwa mahasiswa pada umumnya sangat antusias untuk mengikuti organisasi atau gerakan kemahasiswaan. “Namun itu hanya pada tatanan gagasan, bukan pada tatanan actionnya. Ketika dihadapkan pada tatanan action mereka malah cenderung apatis,” katanya.

Arif Riduan, penulis dari buku Musim Hujan di Kemarau Panjang, dalam kesempatan menjadi narasumber kedua memaparkan bahwa buku ini secara garis besar adalah buku yang bergenre cinta atau romantisme percintaan anak muda. Namun yang menarik dari buku ini adalah penulis sengaja menyelipkan beberapa pesan moral didalam tulisannya, seperti kebhinekaan, toleransi dan semangat persahabatan.

Penulis ketiga yang sekaligus menjadi narasumber selenjutnya, Halimatus Sa’diyah, memaparkan bahwa buku yang ditulis dengan judul Bait di Sela-sela Rindu merupakan hasil dari bahasa hati yang dia tuangkan melalui tulisan. Secara garis besar buku kumpulan puisi ini juga menceritakan tentang cinta, rindu juga pilu. Dalam kegiatan ini pula berkesempatan Diyah untuk membacakan salah satu puisi yang ditulis.

Para ketiga narasumber pun pada akhir paparannya mengharapkan akan ada lagi karya-karya dari kader PMII yang dapat menginspirasi banyak orang, baik untuk PMII maupun pada kaum milenial dan kalangan umum lainnya guna memberikan nilai-nilai positif juga pemikiran untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.