Foto : Asyikin
PEMPROV DKI membebastugaskan apoteker Puskesmas Kamal karena diduga lalai memberikan vitamin kedaluarsa.
SAAT menggelar rapat tengah tahun dan rapat ilmiah di Hotel Palm, Banjarmasin, Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (Ismafarsi) memberikan pernyataan sikap terhadap kasus tersebut.
Staf Ahli Kajian Strategi dan Advokasi Ismafarsi Doni Setiawan, menyatakan Ismafarsi sebagai representatif mahasiswa farmasi seluruh Indonesia menyatakan sikap. Pertama, menyampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan diharapkan melihat kasus ini secara lebih objektif.
Kedua, meminta pihak Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memastikan praktik kefarmasian di Puskesmas Kamal Muara dapat berlangsung sesuai regulasi yang berlaku, dalam hal ini Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, sehingga kasus ini lebih objektif dan tidak menyudutkan salah satu profesi.
Ketiga, menuntut pemerintah pusat untuk memperkuat alokasi SDM kefarmasian seluruh Indonesia sebagai solusi preventif terhadap penyimpangan praktik kefarmasian.
Keempat, menuntut Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PPIAI) untuk lebih serius dan transparan dalam memenuhi, melindungi, dan memperjuangkan hak profesi apoteker Indonesia. Serta yang kelima, mendorong seluruh sejawat kefarmasian di seluruh Indonesia untuk memaksimalkan praktik kefarmasian di seluruh Indonesia sebagai upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia.
Doni Setiawan yang didampingi Sekretaris Jenderal Ismafarsi Muhammad Dzikri Ramadhan dan pengurus lainnya itu, mengharapkan kasus pembebastugasan apoteker Puskesmas Kamal Muara Jakarta ini, dapat dilihat lebih objektif dan trasparan.
“Tanpa menyudutkan salah satu profesi, khususnya profesi apoteker, dan juga berharap kasus ini dapat selesai dengan baik dan tidak ada pihak yang dirugikan,” kata Doni Setiawan.(jejakrekam)