Buntut Pencabutan Izin, Tamu ULM Diadang Saat ke Pasar Terapung Lok Baintan

0

DIHALANGI dua klotok lewat, sebanyak 147 tamu dari Perguruan Tinggi yang terhimpun dalam forum Kantor Urusan Internasional (KUI) gagal menikmati wisata susur sungai sembari ke Pasar Terapung, Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Rabu (21/8/2019).

MESKI sudah dikawal petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin, dua klotok diduga kelompok dari Dermaga Siring Tendean, tak mengizinkan untuk melintas. Kejadian ini buntut dari pencabutan izin operasional klotok wisata.

Walhasil, para tamu yang tergabung dalam KUI yang dijamu pihak Universitas Lambung Mangkurat (ULM), memilih balik kanan. Director International Office ULM, Arief Budiman mengaku sudah mengetahui adanya pencabutan operasional klotok wisata di Siring Menara Pandang.

BACA : Dermaga Klotok Wisata Bisa Dibuka, Ichwan : Syaratnya Masuk Koperasi Dulu

Namun, Arief  mengaku sudah meminta bantuan ke Walikota Banjarmasin Ibnu Sina untuk memfasilitasi kepergian KUI usai menggelar forum untuk berwisata ke Pasar Terapung.

Permintaannya pun ditanggapi Ibnu Sina dengan menurunkan klotok dari Dishub Kota Banjarmasin hingga mengawal tujuh klotok. Satu di antaranya menggunakan kapal restoran terapung, Pamaton Hills. “Jadi kami dikawal Dishub bersama tujuh klotok yang ditumpangi tamu kita dari Sabang sampai Merauke,” ucap Arief kepada jejakrekam.com, Rabu (21/8/2019).

Keberangkatan dimulai dari Siring Titik Nol kilometer Banjarmasin, semua peserta nampak senang menikmati pemandangan indahnya matahari terbit. Seraya menyapa masyarakat di bantaran sungai yang mulai beraktivitas.

BACA JUGA :  Wisata Susur Sungai Lumpuh, Motoris Klotok Mengadu Ke Walikota Ibnu Sina

Namun suasananya berubah. Ini lantaran, diadang dua buah klotok berisikan sekitar 20 orang, tepatnya di bawah Jembatan Sungai Lulut. “Mereka melarang. Tentunya kami kaget. Tetapi hal ini dimungkinkan imbas dari dicabutnya operasional motoris. Tapi ada satu perahu Pamaton Hills yang lolos dari perhatian,” kata Arief.

Jelas saja, semua peserta kaget dan ketakutan. Sebab, mereka diadang dengan balok kayu. Hingga berselang lima menit, memutuskan untuk balik kanan. “Ya, mereka pulang dan tak bisa menikmati wisata pasar terapung. Ini tentunya mengecewakan buat mereka yang jauh-jauh datang dari Sabang Sampai merauke,” ujar Arief.

Sebagai pihak penyelenggara, staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM merasa sangat malu. Padahal, beber Arief, tujuannya untuk memperkenalkan pariwisata susur sungai sekaligus membantu program Walikota Ibnu Sina.

“Tetapi, ternyata kejadian di lapangan tidak sesuai. Saya pun langsung melaporkan Walikota Ibnu Sina pagi itu. Beliau pun meminta maaf, hingga saya sampaikan ke peserta dan memakluminya,” ucapnya.

Untuk itu, anggota Himpunan Pariwisata Indonesia Kalsel ini berharap permasalahan yang mendera klotok wisata bisa cepat terselesaikan. Sebab, hal itu sangat merugikan pariwisata Kalsel, termasuk di Banjarmasin.

“Jangan sampai dibuat berlarut-larut, agar tidak tercipta konflik horizontral. Tentu saja, acil-acil pasar terapung protes lantaran kurangnya penghasilan akibat permasalahan tersebut,” pungkasnya.

BACA LAGI : Berebut Kepentingan Di Pengelolaan Klotok Wisata Susur Sungai

Sementara, Kepala Dishub Kota Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik membenarkan adanya pengadangan oleh oknum di Jembatan Sungai Lulut.”Ya benar. Ada dua buah klotok yang diketahui dari klotok Menara Pandang,” katanya.

Mengenai permasalahan pencabutan operasional motoris, diakui Ichwan sudah mencapai kesepakatan. Sebab, saat ini 42 motoris yang berada di Menara Pandang menyatakan diri untuk bergabung ke Koperasi Maju Karya Bersama.”Izinnya sudah dikembalikan. Mereka sudah bisa beroperasi lagi,” ucap Ichwan.

Dalam pantauan di lapangan, sekitar pukul 16.30 Wita, Ketua Motoris Burhanuddin tampak membawa 42 rangkap surat izin usai mendatangi kantor Dishub Banjarmasin untuk dibagikan kepada angotanya. Berselang beberapa waktu, petugas Dishub pun datang ke dermaga untuk membongkar pagar besi dermaga.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.