Bantu Atasi Bencana Asap, ACT-MRI Antarkan Masker ke MAN Palangka Raya

0

MERESPON kebutuhan masker di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah yang disampaikan para guru dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palangka Raya, tim ACT MRI Kalsel segera bergerak.

MEREKA mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa masker N95 pada Selasa (20/8/2019). Sebanyak 250 buah masker dibagikan kepada para siswa dan guru.

“Sudah dua minggu asap tebal menyelimuti udara di sini. Kami khawatir anak-anak akan mengalami gangguan pernafasan kalau bernafas tanpa masker terus menerus,” ujar Ria Rafika, salah seorang guru di MAN Palangka Raya.

“Masker sudah banyak habis di toko atau apotik, jadi Saya meminta bantuan ke ACT dan alhamdulillah mendapat respon cepat,” lanjutnya. Ria berharap dengan masker yang dibagikan bisa mengurangi dampak penyakit dari kabut asap.

BACA : Publikasikan Perusahaan Pembakar Lahan dan Hutan

Informasi dari Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyebutkan berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Fire Hotspot per Kamis (15/8/2019) pukul 18.00 WIB, sedikitnya ada 49 titik panas atau hotspot yang terdeteksi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Kalteng. (Kalteng).

“Kondisi adanya titik panas ini berpengaruh terhadap kualitas udara di wilayah Kalteng masuk dalam kategori sedang hingga tidak sehat,” ujarnya.

BACA JUGA : Tertangkap Tangan Bakar Lahan, Tiga Warga Digelandang ke Kantor Polisi

Relawan MRI ACT Muhammad Riadi yang menjadi komandan aksi menyampaikan bahwa kondisi asap di Kalimantan Tengah masih cukup pekat, Minggu (19/8/2019). “Begitu kami masuk ke Kota Palangka Raya, jarak pandang hanya sekitar 50 meter. Kondisi ini merata,” tuturnya.

Namun pada besok pagi, imbuh Riadi, jarak pandang menjadi 100 meter karena malamnya terjadi hujan selama kurang lebih dua jam.

“Hujan terjadi tidak merata dan hanya dua jam tidak banyak membuat perubahan berarti, karena kedalaman api di lahan gambut itu bisa berkisar 1 – 2 meter di dalam tanah,” terang relawan berperawakan tinggi kurus itu.

Menurut Riadi, meski kabut asap menipis namun bau asap malah semakin pekat. “Kami juga masih melihat titik-titik yang mengeluarkan asap, yang artinya kemungkinan masih ada api menyala di dalam tanah,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

 

Penulis Retno Sulisetiyani/ACT Kalsel
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.