Digilas Moda Modern, Penarik Becak Terus Menyusut di Banjarmasin

0

HIDUP segan mati tak mau. Eksistensi moda transportasi yang mengandalkan tenaga manusia seperti becak, lambat laun mulai ditinggalkan masyarakat. Kini, jumlahnya yang beredar di Banjarmasin kian menyusut, hingga terancam hilang dari peredaran.

DULU, di kawasan Pasar Baru dan Pasar Ujung Murung, para penarik becak sangat mudah ditemukan. Kini, mereka bisa dihitung dengan jari. Antar jemput penumpang pun kini hanya untuk para pelanggan, banyak orang mulai meninggalkannya.

Sugiannor, salah satu penarik becak yang biasa mangkal di kawasan Pasar Baru Banjarmasin mengungkapkan saat ini, jumlah becak yang beroperasi kian berkurang tidak seperti belasan tahun lalu.

“Dulu, di kawasan Pasar Baru, sedikitnya ada sekitar 15 unit becak yang beroperasi. Kini, tersisa hanya beberapa buah saja.  Kami harus kucing-kucingan dengan aparat Satpol PP, ditambah lahannya sudah jadi areal parkir,” ucap Sugiannor kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Sabtu (3/8/2019).

BACA : Kalah Bersaing Becak Mati Suri, Bentor Mulai Muncul di Banjarmasin

Warga Kelayan A ini mengakui becak tergolong moda transportasi yang lamban, sehingga bagi penumpang yang ingin cepat berada di satu tempat, tentu lebih memilih moda transportasi lainnya seperti taksi online atau ojek daring.

“Lagipula, dengan adanya batasan bagi penarik becak melintasi jalan di Banjarmasin juga berpengaruh terhadap penumpang yang ingin menaiki becak,” kata Sugiannor.

Menurut dia, kemudahan untuk mendapatkan kredit sepeda motor juga berdampak terhadap angkutan lainnya, bukan hanya becak atau bajaj, juga taksi kuning atau angkot.

Apalagi, kata dia, dengan mudahnya masyarakat modern mendapatkan angkutan hanya dengan mengakses aplikasi di ponsel pintar. “Orang sekarang itu ingin mudah, tinggal pencet handphone, tak seberapa lama datang jemputan. Nah, seperti model kami, mana ada yang mau. Sekarang ini, kebanyakan penumpang becak itu orang-orang berusia tua, sangat minim anak muda,” kata Sugiannor.

BACA JUGA : Menanti Izin Resmi, Penarik Becak Ramai Beralih Jadi Pengemudi Bentor

Ia pun berharap agar keberadaan becak tak dianggap sebelah mata, seharusnya ada jalur khusus bagi becak yang bisa menjadi angkutan wisata.

Untungnya, Sugiannor dan rekannya masih punya pelanggan untuk diantar dari satu pasar ke pasar lainnya, atau dari rumah pelanggan ke tempat yang dituju. “Ya, kalau langganan biasanya sambil mengambil barang belian. Ya, lumayan bisa bawa duit ke rumah,” katanya.

Jika lagi beruntung, Sugiannor bisa mengantongi uang Rp 50 ribu sehari. Namun, jika sepi, hanya bisa bawa pulang kurang dari itu. “Yang pasti, kami yakin rezeki becak masih ada, walau persaingan sekarang sangat ketat,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.