Dikritik Penyair Kawakan Micky Hidayat, Nay Tak Khawatir Plagiat

0

PENYAIR kawakan Banjarmasin, Micky Hidayat mengeritik karya sastra Nailiya Nikmah JKF dalam kumpulan puisi (antologi) berjudul Entah Bagaimana, Tetiba Aku Mencintaimu (EBTAM).

MASALAHNYA, di mata Micky Hidayat, justru bait demi bait puisi yang ditorehkan Nailiya, justru tidak mencantumkan tahun terbitan di akhir baitnya. Bagi Micky, sangatlah penting bagi penulis, untuk mengingatkan tarikh ketika karya sastra itu dibuat, apalagi dihimpun dalam sebuah buku antologi.

“Para  para pembaca akan mudah menelusuri jejak jika memiliki tahun terbitan. Tentunya, sangatlah rentan untuk diplagiat jika tak memiliki tahun terbitan,” ucap Micky Hidayat.

Menurut dia, orang bisa saja mengaku telah menerbitkan puisi tersebut dengan mencantumkan tanggal. Tetapi Nay-sapaan akrab Nailiya punya alasan atau pertimbangan mengapa tidak mencantumkan tanggal terbitan dalam puisi.

BACA : Musikalisasi Puisi EBTAM, Mengangkat Karya Sastrawati Nailiya Nikmah

Dalam kesempatan diskusi usai musikalisasi puisi EBTAM di Gedung Balairungsari, Taman Budaya Kalsel, Banjarmasin, Jumat (27/7/2019) olah gawi Datamur Present, Penerbit Tahura Media dan UPTD Taman Budaya Provinsi Kalsel, Nailiya Nikmah JKF angkat bicara.

Ia menjelaskan, mengenai plagiasi memang terbuka lebar, ketika tidak mencantumkan tahun pembuatan dan penerbitan puisi. “Memang, semestinya puisi itu selalu menunjukkan tanggal di akhir baitnya dalam menandakan kapan lahirnya karya tersebut.  Namun, hanya saya yang tahu tanggal berapa puisi itu dilahirkan,” ucap Nay.

Perempuan berkerudung ini beralasan tak mencantumkan tanggal, lantaran sebelum menerbitkan puisi, ketika dirinya lebih banyak menjadi pengapresiasi atau pun pengkritik puisi orang lain.

BACA JUGA : Terinspirasi Jembatan Rumpiang, Ada Rahasia di Antologi Puisi EBTAM

Nay menambahkan, ketika membedah puisi penyair lainnya, yang dicarinya lebih dahulu adalah tanggal dan tahun. Atas dasar itulah, Nay berpikir bahwa tidak ingin orang menggali lebih dalam terhadap hasil karyanya.

“Cukup saya yang mengetahui, ketika puisi itu terjadi kapan. Yang pasti bahwa isi puisi yang ada di dalam EBTAM itu kelahirannya dimulai saat kuliah di tahun 1999 hingga diterbitkan,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.