Dibiayai Kuliah, Banyak Putra dan Putri Daerah di Barito Utara yang Tak Mengabdi ke Daerah

0

SEJAK beberapa tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Barito Utara, telah menguliahkan belasan putra-putri daerah untuk mengambil jurusan Kedokteran di Universitas Palangkaraya (Unpar).

NAMUN, dari beberapa orang yang telah lulusan dari fakultas kedokteran tersebut, justru banyak yang tidak kembali ke daerah atau lebih memilih bekerja di luar daerah, sementara yang kembali dan mengabdi ke daerah sangat minim.

Hal ini pun jadi atensi H Tajeri, anggota DPRD Barito Utara. Menurut dia, program menguliahkan putra dan putri daerah ini ke fakultas kedokteran telah diangarkan Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan sebesar Rp 500 juta per orang.

BACA: DPRD Barito Utara Didominasi Wajah-wajah Lama

Awalnya ia sangat mendukung program tersebut dengan pemikiran putra putri yang di sekolahkan tersebut setelah menyelesaikan pendidikanya akan kembali lagi mengabdi ke daerah ini, untuk mengisi tenaga dokter di fasilitas kesehatan seperti di RSUD Muara Teweh.

“Selama ini kita tidak pernah diberikan isi dari MoU yang ditanda tanggani para mahasiswa yang menempuh pendidikan di fakultas kedokteran tersebut. Kenapa mereka setelah lulus tidak kembali lagi ke daerah untuk bekerja,” ujar H Tajeri.

Seharusnya, kata dia, dalam MoU yang telah disepakati, ada bunyi yang mengikat mahasiswa yang disekolahkan agar mereka kembali mengabdi ke daerah.

Misalnya saja, kata dia seperti di daerah lain mereka yang telah lulus kuliah menandatangi kontrak wajib mengabdi minimal waktu selama kuliah dikalikan 2 plus 1. Artinya, jika masa kuliah putra putri daerah yang lulus tersebut 5 tahun, maka dirinya wajib mengabdi bekerja di daerah ini selama 11 tahun, baru boleh pindah bekerja ke daerah lain.

BACA JUGA: September 2019, 28 Tenaga Pengajar di Barut Menempuh Pendidikan Pasca Sarjana

“Isi MoU seperti inilah yang seharusnya ada di dalam MoU tersebut, tapi kenyataannya berdasarkan sepengetahuan hanya satu orang yang kembali mengabdi kedaerah ini,” katanya.

Tajeri juga mempertanyakan bagaimana sebenarnya isi MoU yang yang dibuat selama ini sehingga mahasiswa yang telah di sekolahkan pemerintah daerah hingga bisa tidak kembali lagi kedaerah.

“Padahal Pemkab Barito Utara telah mengeluarkan dana yang sangat besar untuk membiayai pendidikan mereka hingga selesai menempuh pendidikanya di fakultas kedokteran tersebut,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.