Produk Lokal Sulit Masuk Ritel Modern, Ini Penyebabnya

0

BAGI para pelaku UMKM di Banua yang ingin memasarkan produknya di ritel modern ada baiknya memperhatikan beberapa hal. Seperti kemasan yang menarik dan izin edar dari instansi terkait. Hal tersebut disampaikan Perwakilan PT Sumber Alfaria Trijaya Banjarmasin (Alfamart) Hj Yusrina.

“DUA hal tersebut, jika tak terpenuhi maka tidak bisa dipasarkan oleh ritel modern sebab itu adalah syarat wajib.  Makanya, kami selalu  mengingatkan pelaku UMKM di Banua agar bisa memperhatikan dua hal tersebut sebelum berencana memasarkan produknya melalui ritel modern,” kata Hj Yusrina.

Apalagi jika produk UMKM yang ingin dipasarkan di ritel modern tadi sudah mengantongi label halal hingga mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perindustrian setempat, maka tentu akan lebih mudah diterima Alfamart.

BACA: LazisNU Salurkan Donasi Konsumen Alfamart Melalui Gerakan Masjid Bersih

“Jika bisa mendapatkan rekomendasi tersebut, maka kami bisa mengusahakan pemajangan produk di etalase Alfamart tanpa dipungut biaya. Namun kalau tidak bisa akan dianggap produk biasa pada umumnya dengan biaya administrasi mencapai Rp 3,3 juta,” ungkapnya.

Regional Corporate Communication Manager Alfamart Budi Santoso menambahkan, hingga Tahun 2019 ada kurang lebih 200 outlet Alfamart yang tersebar di wilayah Kalsel dan Kalteng. Dengan jumlah outlet yang sebanyak itu, maka tentu akan sangat potensial bagi pelaku UMKM lokal di Banua untuk mengembangkan pasar produknya.

“Kami sangat terbuka untuk bekerjasama selama produk yang ditawarkan lengkap segala persyaratan yang kami minta. Untuk jumlah kuantitas produk yang dipasarkan jangan khawatir, karena bisa dimulai dengan beberapa outlet terlebih dahulu,” tuturnya.

BACA JUGA: Alfamart Salurkan Donasi Konsumennya bagi Dunia Pendidikan

Ada pun sedikit tips bagi UMKM lokal yang ingin menjual produk olahannya melalui Alfamart, saran Budi, buatlah produk makanan dan minuman kemasan saja, karena perputaran barangnya cukup tinggi di outlet Alfamart.

“Kalau barang handycraft itu lambat laku. Lebih baik buat produk makanan dan minuman kemasan saja, karena dua produk itu sangat laku dan perputaran barangnya cukup cepat dipasaran,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.