Nongkrong Santai dan Tambah Wawasan, Ada Kampung Buku di Sultan Adam

0

WARGA Kota Banjarmasin yang ingin mencari tempat bersantai, nongkrong sekaligus bisa membaca menggali pengetahuan, patut singgah di Kampung Buku. Tempat ini pun menjual beragam buku sekaligus menjadi warung kopi.

KAMPUNG Buku hadir di Jalan Sultan Adam, Kelurahan Sungai Miai, samping Bakso Bandara diresmikan Rabu (10/7/2019) malam lalu.

Ada empat pelapak yang berdagang di Kampung Buku yakni  Sabuku BookShop (Arh Arif), Thalib BookShop (Reja Fahlevi), TandaPetik Books (Zian), dan Antasari (Noupal).

Salah satu pelapak Muhammad Reja Fahlevi menjelaskan dirinya bersama tiga penjual buku lainnya tidak mengenal secara langsung. Namun, beber dia, hanya berkomunikasi lewat sosial media. Reja bersama ketiga penyewa lainnya sepakat untuk membuka semacam wadah khusus yang menjual buku, sekaligus tempat nongkrong dan berdiskusi.

BACA : Budaya Literasi; Antara Buku dan Minat Baca Masyarakat Banjar

Gayung bersambut, Hajriansyah, pegiat literasi sekaligus seniman memiliki wadah yang tidak terpakai yang bisa digunakan untuk berjualan.

“Bang Hajri yang membawa kami untuk berjualan di tempat miliknya. Apalagi di Banjarmasin termasuk sulit mencari buku-buku alternative. Nah, kehadiran kami di Kampung Buku bisa memberikan kemudahan bagi warga mencari buku-buku,” ucap Reja Fahlevi kepada jejakrekam.com, Sabtu (13/7/2019).

Selama hampir sepekan kampung buka beroperasi, dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini menyebut ternyata pembeli dan pengunjung terus meningkat setiap harinya. Ke depan, menurut Reja, Kampung Buku akan mengemas diskusi beragam isu kekinian di kawasan itu.

BACA JUGA : Tangkal Kecanduan Gadget , Banjarmasin Genjot Budaya Literasi Anak Usia Dini

Terpisah, owner Kampung Buku, Hajriansyah mengatakan pendirian Kampung Buku upaya untuk meningkatkan minat literasi dengan menawarkan tempat nyaman sekaligus menjual harga buku terjangkau di kantong pembeli.

“Materi buku-buku yang dijual berlatar pendidikan, sejarah, sastra, dan agama. Di Kampung Buku, ada space khusus sebagai arena apresiasi pentas seni,” ucap seniman ini.

Hajriansyah menjamin Kampung Buku sebagai wadah alternatif yang nyaman mendiskusikan beragam isu mulai dari isu literasi, seni, sosial budaya hingga sastra dan politik. Ia menyebut biaya sewa toko lebih murah ketimbang harga pasar, mengingat lokasi kampung buku yang strategis berada di kawasan Jalan Sultan Adam.

“Kita tidak terlalu memikirkan materi yang penting minat masyarakat akan membaca meningkat itu yang menjadi tujuan kita,” tandas Hajri.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.