Banyak Pelaku UMKM Bangkrut Karena Tak Pandai Mengelola Keuangan

0

DIVISI Kelompok Bisnis Mikro Kecil dan Konsumtif Bank Kalsel Muhammad Aris Zulkarnain mengatakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Banua diharapkan dapat pandai dalam mengelola keuangan usaha mereka. Hal ini karena sudah banyak sekali contoh UMKM yang usahanya tidak berkembang dan bangkrut kemudian, akibat tidak dapat mengelola keuangan usaha mereka secara sehat dan profesional.

“PANDAI mengelola keuangan usaha cara sederhananya dapat dimulai dengan memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha,” ungkapnya disaat acara Sosialisasi Program Kemitraan dan Pelatihan UMKM Kalsel dengan tema “Naik Kelas UMKMnya, Maju Ekonomi Banua” yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Ekonomi (FWE) Kalsel, Sabtu (13/07/2019) di Aula Kantor Pusat Bank Kalsel.

Melalui cara memisahkan itulah, kita pun dapat lebih mengetahui keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dirintis. Bahkan yang lebih menguntungkan adalah kita juga bisa menghindari terpakainya modal usaha untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif.

BACA: Dukung UMKM Banua, Pertamina dan FWE Kalsel Gelar Sosialisasi Program Kemitraan

“Jika dipisah tadi kita juga akan mudah membuat pelaporan keuangan usaha yang akan berguna nantinya saat mencari tambahan modal di lembaga keuangan,” tambahnya.

Jika pelaku usaha ingin menambah modal dengan berhutang, maka dirinya mengingatkan agar pelaku UMKM tidak berhutang lebih dari 40 persen dari pendapatan usahanya. Karena jika memaksakannya bisa membuat keuangan usaha hingga pribadi menjadi kurang sehat.

Bank Kalsel sendiri memiliki banyak sekali skema pembiayaan kredit bagi pelaku UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Mulai dari KUR mikro dengan pinjaman maksimal Rp 25 Juta dengan waktu pinjaman hingga 3 Tahun, hingga KUR Kecil dengan pinjaman mulai dari Rp 25 hinggaRp 500 juta dengan waktu pinjaman hingga 5 Tahun.

BACA JUGA: FWE-Bank Kalsel Goes To Campus: Ada Kemauan, Pasti Ada Jalan

“Dari data yang kami miliki ada sekitar 3.000 rekening kredit KUR yang terdaftar di Bank Kalsel. Dari 3.000 rekening tersebut kredit yang bermasalah hanya kurang dari 1 persen,” ungkapnya.

Sekretaris FWE Kalsel Arief Rahman berharap, materi belajar mengelola keuangan usaha yang dibawakan oleh Bank Kalsel dapat memberikan pengetahuan baru bagi pelaku UMKM di Banua dalam mengelola keuangan usahanya agar lebih sehat dan profesional.

Menurutnya, pengembangan UMKM sendiri kini menjadi fokus FWE Kalsel sebagai salah satu cara pihaknya dalam rangka mendorong sektor-sektor alternatif baru penggerak ekonomi di Kalsel bisa tumbuh berkembang. Hal itu sebagai langkah antisipasi agar kedepannya Provinsi Kalsel tidak terus-terusan ketergantungan penggerak ekonominya dari sektor pertambangan.

“Kedepan kita akan gelar lagi pelatihan UMKM lainnya dengan tema-tema yang lebih aplikatif sesuai dengan perkembangan zaman. Terimakasih kami ucapkan kepada para sponsor baik Bank Kalsel, Pertamina dan Alfamart yang sudah ikut mensukseskan kegiatan kali ini,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.