Kini Para Motoris Speed Boat Hanya Berharap Penumpang yang Setia

0

BEBERAPA dekade ini, moda transportasi sungai terus ditinggalkan warga. Jika pun ada, hanya berbilang jari yang masih setia menggunakan perahu bermesin cepat atau longboat dan speed boat. Saat ini, yang tersisa seperti di kawasan Dermaga Pasar Baru, Banjarmasin.

SEJUMLAH kawasan yang menjadi tempat mangkal speedboat dengan rute pelayanan dari Banjarmasin ke kota-kota lainnya khususnya di pedalaman Sungai Barito, Provinsi Kalimantan Tengah juga terdapat di kawasan Siring Tendean, Kuin Selatan, dan Teluk Dalam Banjarmasin, nyaris mati suri tak lagi beroperasi.

Lambat laun pun Dermaga Pasar Baru yang berada di kawasan Pasar Lima Banjarmasin dan Dermaga Pasar Ujung Murung, seakan mulai ditinggalkan para pelanggannya.

BACA : Atasi Macet, Banjarmasin Perlu Hidupkan Transportasi Sungai

“Memang, angkutan sungai seperti speed boat tak lagi jadi pilihan utama. Banyak yang memilih naik mobil pribadi atau menumpang taksi ke Banjarmasin. Beda dengan saya, kalau banyak barang dibawa, pasti naik speed boat di dermaga ini,” ucap Abdullah, warga Kuala Kapuas, usai berburu barang dagangan untuk dijual lagi ke Pasar Kapuas, kepada jejakrekam.com, Rabu (26/6/2019).

Menurut Abdullah, jika dirinya ingin lebih cepat dan bawa barangan lebih sedikit, pilihan utama adalah taksi Kapuas-Banjarmasin. “Makanya, penumpang di speed boat atau longboat di dermaga ini relatif sepi dibanding beberapa tahun silam, saat belum mulus jalur darat antara Kalsel dan Kalteng, tidak seperti sekarang,” ucap Abdullah.

BACA JUGA : Era Moda Transportasi Sungai Banjarmasin Berakhir?

Motoris speed boat Syamsudin mengakui calon penumpang yang menggunakan jasa angkutan sungai tiap tahun terus berkurang. Ia juga berharap hanya para penumpang setia atau pelanggan yang ingin diantarkan ke kota tujuan.

Menurut dia, baik penumpang di Dermaga Pasar Ujung Murung maupun Dermaga Pasar Baru, semuanya relatif sepi penumpang. “Tak ada bedanya, kami harus menunggu berjam-jam untuk dapat penumpang. Kebanyakan penumpang yang diantar ke arah Sungai Kapuas, dan pedalaman Sungai Barito,” kata Yasir.

BACA LAGI : Bus Air Pedalaman Kalimantan yang Kini Tergilas Zaman

Untuk ongkos juga dikenakan bervariasi, antara Rp 150 ribu hingga Rp 180 ribu per penumpang. Dalam setiap trip, Yasir mengaku speed boat yang dikendalikan hanya mengangkut 8 hingga 10 penumpang tiap hari.

“Itu pun tidak penuh tiap hari.Apalagi, perjalanan melintasi sungai memakan waktu lebih lama dibanding angkutan darat. Jadi, sekarang hanya bisa dihitung jari yang mau naik speed boat,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.