PCINU Belanda dan Universitas Radboud Perkenalkan Konsep Islam Jalan Tengah

0

KONFERENSI Internasional kedua Islam Moderat berlangsung di Universitas Radboud, Nijmegen, Belanda, Rabu (18/6/2019), memperkenalkan konsep al-wasatiyya (jalan tengah) atau Islam pertengahan bertajuk Seeking The Middle Path (Al Wasatiyya): Articulations of Moderate Islam.

ACARA yang digagas PCINU Belanda bekerjasama dengan Universitas Radboud Belanda ini dihadiri Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Saifuddin sebagai pembicara utam.

Menag Lukman mengungkapkan prinsip beragama jalan tengah (middle way) merupakan bukan hanya harapan suatu negara atau sekelompok masyarakat, tapi telah menjadi kebutuhan segenap bangsa. “Ini demi menciptakan tatanan dunia yang damai, rukun, anti kekerasan dan saling menghargai perbedaan serta saling mengapresiasi keragaman,” ucap Menag Lukman.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja juga menjelaskan al Wasatiyya Islam (jalan tengah) atau moderat merupakan cara yang sesuai bagi semua agama untuk bersikap. “Dalam praktiknya Indonesia sudah menjalankan nilai-nilai dari Al Wasatiyya tersebut sejak lama,” ucapnya.

BACA : Jalan Dakwah Syekh Ali Junaidi Al Banjary, Sebarkan Islam ke Negeri Serawak dan Berau

Dihadiri sekitar 300 orang, konferensi ini juga melibatkan para akademisi, peneliti dan budayawan dari berbagai latar belakang yang beragam baik dari Indonesia maupun Belanda. Turut hadir pula dalam konferensi antara lain, KH Yahya Cholil Staquf, Katib Am PBNU/Anggota Wantimpres dan Prof Syafiq Mughni selaku Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP).

Berlanjut pada Kamis (20/6/2019) digelar  Konsorsium Belanda-Indonesia untuk hubungan Muslim-Kristen bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda menyelenggarakan kegiatan dialog antar agama (interfaith dialogue) yang bertajuk “Promoting ‘Costly’ tolerance: Challenges for states and religious communities” berlangsung di Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH), Wassenar dan dihadiri lebih dari 100 orang. Terutama, para pemuka agama Islam dan Kristen Protestan serta para panelis dari berbagai instansi di Belanda dan Indonesia.

BACA JUGA : Guru Danau Ingatkan Umat Islam Jangan Saling Hujat

Dialog antara agama kali ini lebih banyak membahas mengenai cara negara-negara bekerjasama dengan komunitas-komunitas keagamaan untuk dapat mempromosikan toleransi.

Prof Syafiq A Mughni menjelaskan cara memecahkan masalah yang terjadi saat ini di antara kalangan muslim dan Kristen adalah membangun kerjasama untuk menyatukan masyarakat agar dapat hidup berdampingan dengan damai.

“Selain itu, pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting untuk merangkul berbagai komunitas agama agar tercapai kedamaian antar umat beragama,” ucapnya.

Pada sesi selanjutnya, dialog juga diisi oleh berbagai pembicara dari Indonesia dan Belanda.  Pembahasan dialog antara lain mengenai peran aktor negara, aktor non negara, dan aktor agama dalam meningkatkan toleransi. Di antara pembicara dari Indonesia adalah KH Yahya Cholil Staquf, sedangkan perwakilan dari Belanda salah satunya Klaus de Rijk, dari Departemen Luar Negeri Kerajaan Belanda.

BACA LAGI : Bertandang ke Kalsel, KH Ma’ruf Amin akan Mempersatukan Ukhuwah Islamiyah

Rangkaian acara dari 19 sampai 20 Juni 2019 diakhiri dengan acara Malam Budaya dan Gala Dinner yang dilaksanakan di Aula Nusantara, KBRI Den Haag. Kegiatan dihadiri hampir seluruh peserta konferensi dan dialog, termasuk Ketua Darulfatwa-Islamic High Council Australia Syeikh Salim Awan Al Husaini dan DR Asraf Malhas selaku Ketua AIEP Inggris.(jejakrekam)

 

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.