Hasnur-Ananda Berduet, Pilwali Banjarmasin Ajang Eksistensi Generasi Muda

0

HANYA hitungan bulan, Pilkada Kalsel serentak pada September 2020 mendatang semakin mendekat. Meski dipastikan ada beberapa daerah menghelat pemilihan orang nomor satu dan dua, namun perhatian publik mengarah ke suksesi Banjarmasin 1 dan 2.

“JIKA pilkada serentak itu digelar pada September 2020 mendatang, berarti 15 bulan itu terbilang hanya sebentar. Makanya, banyak kandidat yang mulai berani mempromosikan diri,” ucap mantan Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) periode 2016-2017, Muhammad Reza Hikmatullah kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Jumat (21/6/2019).

Ia mengaku di Provinsi Kalsel sendiri, pilkada serentak akan menyapa Kabupaten Banjar, Tanah Bumbu, Kotabaru, Hulu Sungai Tengah (HST), Banjarbaru, Balangan dan Banjarmasin sendiri. Termasuk, suksesi pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel.

BACA : Membaca Statistik dan Peta Pendukung Sulaiman Umar dan Hasnuryadi

“Saat ini, yang berani mempromosikan diri adalah Hasnuryadi Sulaiman bersama Hj Ananda. Tentu, sebagai putra tokoh Banua, H Abdussamad Sulaiman HB yang juga Manager Barito Putera, Ketua PSSI Kalsel serta anggota DPR RI dari Golkar, sosok Hasnur masih menjanjikan sebagai figur yang layak dijual di Pilwali Banjarmasin 2020 nanti,” ucap mantan aktivis GMNI Kota Banjarmasin.

Menurut Reza, terpilihnya Hasnur dalam laga perebutan kursi DPR RI dapil Kalsel 2, membuktikan elektabilitas dan popularitasnya masih terjaga di  basis pendukungnya. Dengan segudang pengalaman di organisasi kepemudaan dan parpol, seperti masih menjabat Ketua Pemuda Pancasila Kalsel, dinilai Reza justru Hasnur bisa diduetkan dengan srikandi beringin, Hj Ananda.

“Ananda juga berpengalaman di DPRD Banjarmasin, sehingga duet anak muda ini sangat cocok sebagai calon pemimpin ibukota Kalsel. Apalagi, Ananda juga masih menjabat Ketua DPD Partai Golkar Banjarmasin,” tutur Reza.

BACA JUGA : Lihat Hasil Survei, Rudy Ariffin Pastikan Putranya Berlaga di Pilkada

Dengan jargon HAI (Hasnuryadi Ananda Insya Allah untuk Banjarmasin), Reza berpandangan sudah saatnya estafet kepemimpinan kota dikendalikan para kawula muda. Namun, Reza berharap ketika duet Hasnur-Ananda ini bisa melenggang mulus sebagai calon Walikota-Walikota Banjarmasin, harus tetap mewaspadai kekuatan politik yang dimiliki dua calon petahana, Ibnu Sina dan Hermansyah meski dikabarkan bakal pecah kongsi jelang Pilwali 2020 nanti.

“Melihat skenario yang ada, kemungkinan Pilwali Banjarmasin 2020 sedikitnya akan diikuti tiga pasangan calon. Ini belum ditambah calon dari jalur independen,” tuturnya.

Meski keduanya berlatar belakang Partai Golkar, Reza hakkul yakin duet Hasnur-Ananda masih bisa dijual ke khalayak ramai, bahkan bisa menembus sekat basis dukungan parpol di Banjarmasin.

“Sebelum maju, tentu baik Hasnur maupun Ananda harus berhitung matang. Karena keduanya merupakan caleg terpilih hasil Pemilu 2019, sehingga diharuskan mengundurkan diri dari parlemen, jika ingin berlaga di Pilwali Banjarmasin 2020,” paparnya.

BACA LAGI : Nama Syaipul Adhar Muncul di Bursa Bakal Calon Walikota Banjarmasin

Reza pun menilai dari hasil survei, ketokohan Hasnur dan kefiguran Ananda masuk dalam papan atas. Apalagi, masih menurut dia, kecendrungan pemilih milenial untuk mengalihkan suara ke calon yang muda masih sangat kuat, belajar dari hasil Pemilu 2019.

Lantas siapa bakal jadi rival Hasnur-Ananda, selain calon petahana? Reza menganalisis di PDIP sendiri ada tokoh pemuda seperti Ketua  KNPI Kalsel Fazlur Rahman, bakal didorong sebagai figur alternatif dan Ketua DPC Partai Gerindra Banjarmasin HM Yamin.

“Laga perebutan kursi walikota-wakil walikota di Banjarmasin, makin menarik ketika Ketua DPW PAN Kalsel H Muhidin akan mendorong putrinya Hj Karmila, caleg terpilih DPRD Kalsel untuk masuk bursa calon. Ini membuktikan, jika Banjarmasin memilih calon pemimpin dari kalangan muda yang cukup variatif,” kata Reza.

BACA LAGI : PKS Tetap Usung Ibnu Sina, Bursa Calon Walikota Mulai Mengemuka

Untuk itu, Reza berharap publik Banjarmasin mengawal publik bisa mengawal pesta demokrasi karena sudah saatnya kalangan kawula muda menunjukkan eksistensinya dalam dunia politik, khususnya perebutan kursi tertinggi eksekutif di Balai Kota.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.