Mahasiswa Minta Dilibatkan Dalam Pengawasan Pemilu dan Pilkada

0

KETUA Bawaslu Kalsel Erna Kasypiah menyebut sebagai penyelenggara berupaya maksimal untuk melakukan pengawasan dalam setiap tahapan Pemilu. Andaikata, masih ada pelanggaran ataupun merasa dicurangi dianggapnya bisa terjadi.

SEBAB, tidak semua bisa tercover oleh bawaslu walaupun kita sudah berupaya maksimal,” ucapnya usai melakukan evaluasi pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan Pemilu 2019 di Kalsel.

Dalam proses evaluasi yang dihelat di Hotel Aria Barito, Bawaslu Kalsel melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banjarmasin untuk memberikan masukan pelaksanaan proses pengawasan Pilkada 2020. Dengan harapan hal hal yang dianggap kurang maksimal atau kurang baik di pemilu kali ini bisa diperbaiki di masa mendatang.

Menariknya, dalam sesi diskusi, Ketua BEM ULM Taufik Hidayat meminta adanya permohonan untuk melibatkan mahasiswa secara langsung sebagai pemantau. Erna pun malah mempertanyakan kembali, jika turut mengawasi apakah tidak mengganggu kuliahnya.

“Jika dilibatkan, apakah tidak mengganggu mata kuliah kalian? Tentunya mesti dikaji dulu usulan dari BEM ini. Jika mekanismenya bisa ditindaklanjuti, maka akan dikoordinasikan lagi dengan Ketua BEM ULM,” ujarnya.

BACA : Diduga Tak Netral, Komisioner Bawaslu Kalsel Iwan Setiawan Di-DKPP-kan

Menurutnya, jika anggaran pemantau tidak dibebankan kepada Bawaslu, maka dirinya mengaku senang dan menyambut baik. “Tetapi kalau memang misalnya anggaran anggaran tertentu yang dibebankan kepada Bawaslu, tentu kami akan mengkaji dan melihat lagi apakah memang anggaran APBD tersedia untuk itu dan apakah dibolehkan misalnya Bawaslu membuka pengawasan partisipatif bagi mahasiswa dan didanai oleh Bawaslu. Karena selama ini kalau pengawas partisipatif itu sifatnya mandiri,” pungkasnya.

Sementara, keinginan dari BEM ULM melalui Ketuanya, Taufik Hidayat dengan meminta membentuk tim mahasiswa pemantau Pemilu, lantaran berkaca dari persiapan pesta demokrasi lalu. Misalnya, di Kabupaten Banjar disebutnya memiliki kekurangan sekitar 170 pengawas Pemilu.

Sehingga dirinya berkeinginan membantu sebagai perpanjangan tangan dari Bawaslu dalam menyukseskan Pemilu mendatang. “Kami ingin Bawaslu segera untuk membuat tim mahasiswa pemantau,” ucapnya.

Mahasiswa FKIP ULM ini menyebut, saat ini konsisten menyoroti Pilkada. Sebab, bagi dia sangat riskan dan memang fatal, bahkan vital ketika tidak segera menyiapkan, jika berkaca dari Pemilu serentak 2019.

“Jadi, bisa kita nilai masih kurang dari kata sempurna maka dari itu kita menginginkan dibentuk tim mahasiswa pemantau pemilu untuk mensukseskan secara bersama sama dan membangun sinergitas antara Bawaslu serta petugas penyelenggara pemilu dan mahasiswa,” ujarnya.

BACA JUGA : Beli Suara Marak, Ada 13 Kasus Politik Uang di Kalsel Ditangani Bawaslu

Lantas, ada berapa relawan disiapkan, jika tim mahasiswa pemantau Pemilu dibentuk? Taufik menjawab, kuota yang diperlukan tergantung dari Bawaslu. Untuk itu, dirinya mengharapkan pengawas Pemilu ini bisa melaksanakan open recruitment kepada mahasiswa.

“Berapa pun yang diminta Bawaslu, mahasiswa siap ikut berpartisipasi aktif dan bisa mendaftarkan dirinya kepada bawaslu untuk ikut sebagai tim mahasiswa pemantan pemilu,” katanya.

Menurutnya, tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa ULM saja, tetapi mahasiswa se-Kalsel juga turut andil untuk mengawasi jalannya proses pesta demokrasi.

Mengenai masalah terganggunya akademik jika terjun mengawasi Pemilu, dinilainya bahwa mahasiswa memiliki cara sendiri untuk mengatur waktu. “Apalagi sebagai anggota BEM tentu mampu mengatur atau manajemen waktu,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.