Jangan Tutup Mata dan Telinga atas Tragedi 23 Mei di Banjarmasin

0

KETERTUTUPAN pemerintah di era Soeharto berkuasa, tidak ada laporan yang akurasinya bisa dipercaya. Apa sebenarnya yang terjadi dalam kerusuhan massal pada Jumat Kelabu, 23 Mei 1997 di Banjarmasin.

TRAGEDI kemanusiaan yang berawal dari konstelasi politik tinggi di era Orde Baru, membuat ratusan nyawa melayang, terbakar dan menjerit dimasa terakhir kampanye Pemilu 1997.

Tak ingin hilang dari memori ingatan, mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari dari Sanggar Titian Barantai (STB) menghelat aksi teaterikal dan pembacaan puisi sambil membagikan bunga mawar hitam dan keranda mayat di perempatan Kantor Pos Banjarmasin, Jalan Lambung Mangkurat-Jalan Pangeran Samudera, Kamis (23/5/2019).

BACA : Belajar Dari Tragedi Jumat Kelabu, Ketika Polarisasi Masyarakat Makin Menggebu

Pegiat seni kampus ini meminta masyarakat tidak menutup mata dan telinga atas kejadian masa terakhir kampanye Pemilu 1997 di Banjarmasin itu. Apalagi aksi kerusuhan massal tersebut menyisakan trauma mendalam disegenap warga ibukota Provinsi Kalsel, lantaran merenggut ratusan nyawa.

“Masyarakat jangan tutup mata dan telinga atas kejadian ini,” ujar Ketua STB Uniska Taufikurrahman kepada awak media.

Dia berharap, masyarakat bisa menjaga kondusivitas dan kedamaian di Banjarmasin, agar peristiwa berdarah itu tidak kembali terulang. Sebab, efek dari kerusuhan tersebut menyebabkan kemunduran hingga 20 tahun kebelakang.

“Karena beberapa gedung ataupun pusat perbelanjaan mengalami kerusakan parah. Untuk itu jangan sampai kembali terulang,” ujar Taufik.

BACA JUGA : Fenomena Pemilu di Banjarmasin Era Orde Baru

Mengenai kerusuhan 22 Mei 2019 di Jakarta, dinilai Taufik, tidak ada kaitannya dengan aksi teaterikal, membaca puisi sambil membagikan bunga mawar hitam sebagai tanda berkabung. Dia menegaskan STB rutin mengadakan aksi teaterikal Jumat Kelabu dari 1998 untuk turun kejalan mengingatkan masyarakat.

“Mungkin karena waktunya berdekatan saja. Tetapi saya tegaskan ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kerusuhan di Jakarta,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.