Lampaui Target Nasional, Rekap KPU Kalsel Mulus Tanpa Interupsi di KPU RI

0

KPU RI menuntaskan pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara nasional Pilpres 2019 untuk Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (12/5/2019). Hasil pleno yang dibawa KPU Provinsi Kalsel saat dibacakan di tingkat nasional, mulus tanpa ada interupsi dari saksi maupun Bawaslu.

KOMISIONER KPU Provinsi Kalsel Edy Ariansyah mengungkapkan  dalam pleno penghitungan suara Pilpres 2019 di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, tak ada yang menyoal rekap suara KPU Kalsel.

Rapat pleno yang dipimpin komisioner KPU RI Hasyim Asy’ari dan dihadiri para saksi dan parpol peserta Pemilu 2019 dan Ketua Bawaslu RI Abhan, total suara sah Pilpres 2019 di Kalsel sebanyak 2.294.102 suara dan suara tidak sah 88.001 suara. Total surat sah dan tidak sah sebanyak  2.382.103 pemilih yang menggunakan hak suaranya.

BACA : Ada Penggelembungan Suara Caleg PKB, Pleno KPU Kalsel Terpaksa Diskors

Pilpres 2019 di Kalsel dimenangkan paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan 1.470.163 suara atau 64,09 persen. Sedangkan, calon petahana nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyabet 823.939 suara atau 35,91 persen.

“Hasil rekapitulasi Kalsel dinyatakan sah dalam pleno KPU RI. Hasilnya pun 100 persen beres tanpa ada interupsi. Kami mengucapkan terima kasih atas kerja cerdas kita semua dalam menyelenggara pemilu yang sukses. Kerja cerdas untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas partisipasi pemilih di Kalsel,” kata Edy Ariansyah saat dikontak jejakrekam.com, Minggu (12/5/2019).

Ia menceritakan proses rekapitulasi hasil penghitungan suara berjalan lancar. Semua pihak dalam rapat pleno terbuka tingkat nasional menerima tanpa catatan.

BACA JUGA : Prabowo-Sandi Menangi 12 Kabupaten dan Kota di Kalsel, Minus Kotabaru

“Bahkan, tingkat partisipasi pemilih  dalam Pemilu 2019 di Kalsel secara kuantitas melebihi  angka target. Target partisipasi  nasuonal 77,5 persen, jauh dilampaui Kalsel,” tutur mantan Ketua KPU Kalsel ini.

Menurut Edy, sosialisasi dengan menggunakan berbagai instrumen yang dapat menunjang. Termasuk instrumen yang dapat dipahami oleh pemilih yang tidak bisa baca tulis. “Kami juga menggunakan poster, brosur dan alat visual.  Termasuk, menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan dicerna sesuai segmen pemilih,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.