Ekonomi Kalsel Diklaim Tumbuh 4,08 Persen Pada Triwulan I-2019

0

BADAN Pusat Statistik (BPS) Kalsel mengklaim, perekonomian Kalsel Triwulan-I Tahun 2019 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) diklaim tumbuh sebesar 4,08 persen.  Namun menurut Kepala BPS Kalsel Diah Utami, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) maka perekonomian Kalsel pada Triwulan-I Tahun 2019 turun -5,57 persen.

JIKA perekonomian Kalsel pada Triwulan I-2019 diukur dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) maka angkanya mencapai Rp 41,70 Triliun, ungkapnya.  

Dari sisi produksi, secara y-on-y Triwulan-I Tahun 2019, kategori yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah  perdagangan besar dan eceran-reparasi mobil-sepeda motor sebesar 8,20 persen, kemudian diikuti oleh kategori administrasi pemerintahan-pertahanan-jaminan sosial wajib sebesar 7,59 persen dan kategori informasi-komunikasi sebesar 7,07 persen.

BACA: Pertumbuhan Ekonomi Kalsel 2019 Diprediksi Meningkat 5,8 Persen

Kemudian jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalsel Triwulan I-2019 (y-on-y), kategori perdagangan besar dan eceran-reparasi mobil-sepeda motor tetap memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,72 persen. Kemudian diikuti pertambangan-penggalian sebesar 0,61 persen dan kategori pertanian-kehutanan-perikanan sebesar 0,51 persen.

Lalu struktur PDRB Kalsel menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2019 masih didominasi oleh empat kategori utama, yaitu pertambangan-penggalian sebesar 19,81 persen, industri pengolahan sebesar 13,86 persen, pertanian-kehutanan-perikanan sebesar 12,52 persen dan perdagangan besar-eceran reparasi mobil-sepeda motor sebesar 10,36 persen.

“Total peranan keempat kategori tersebut mencapai 56,54 persen. Sedangkan 13 kategori lainnya hanya berbagi nilai sebesar 43,46 persen, tambahnya.

BACA JUGA: BI Nilai Kalsel Bisa Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional

Dilain pihak, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dr Sugeng mengingatkan Pemprov Kalsel agar mencari sumber ekonomi alternatif bagi daerahnya agar tidak ketergantungan lagi dengan sektor pertambangan.

Karena, kata dia, jika terus-terusan mengandalkan komoditas pertambangan pada gerak ekonominya, maka ekonomi Kalsel sangat rentan tumbang oleh faktor eksternal. “Disini kan banyak kebun sawitnya, namun jangan hanya berhenti hingga ekspor minyak sawit mentah saja, tapi dorong juga industrinya agar bisa menjadi pengganti penggerak ekonomi Kalsel selain sektor pertambangan,” harapnya.

Kemudian sektor lainnya yang juga tidak kalah potensial untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata. Dengan sudah mulai dibangunnya bandara Internasional Syamsudin Noor, maka tentu kesempatan Kalsel menggiatkan roda perekonomian melalui pariwisata menjadi terbuka lebar. “Kalsel saya lihat banyak memiliki objek wisata alam yang unik dan menarik. Tinggal dibenahi dan dipromosikan dengan serius saja agar mampu mendorong sektor pariwasata makin berkembang di Banua,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.