Akhiri Syaban dengan Ziarah Kubur, Ketua MUI Kalsel : Bisa Lembutkan Hati dan Ingat Mati

0

SEHARI jelang awal Ramadhan 1440 Hijriyah dan akhir bulan Syaban, sejumlah tempat pemakaman umum (TPU) di Banjarmasin  ramai oleh masyarakat yang berziarah. Mereka ingin mendoakan sanak keluarganya yang telah meninggal dunia, di akhir bulan Syaban dan memasuki bulan suci Ramadhan. Tradisi ziarah atau nyekar dalam budaya Jawa, juga hidup di tengah masyarakat Banjarmasin.

SEPERTI terlihat di kawasan TPU Jalan Melkon Temon Masjid Jami Banjarmasin, Minggu (5/5/2019). Sejak pagi, warga mendatangi TPU yang berdekatan dengan Masjid Jami tersebut. Ada yang sendirian, namun banyak juga yang datang rombongan. Para penjual bunga setaman dan rangkaian bunga pun laris manis.

“Setiap tahun menjelang puasa, kami selalu ziarah ke makam orangtua di sini. Biasa mengirim doa, sekalian bersih-bersih makam,” ucap Rohani, warga Handil Bakti, Batola kepada jejakrekam.com, Minggu (5/5/2019).

Hal sama juga diungkapkan, Ramlan warga Pasar Lama, Banjarmasin ini. Dia bersama keluarganya berziarah ke makam orang tuanya. “Rasanya tak afdol, kalau mau puasa tidak ziarah dulu. Inikan juga sebagai bakti kepada almarhum orangtua dengan mendoakan mereka,” kata Ramlan.

BACA : Tiga Pilar Banjarmasin Ikut Ziarah Kubro

Banyaknya warga yang berziarah, juga membawa berkah tersendiri bagi pedagang bunga. Satu kantong bunga dijual Rp 5 ribu ,dan juga pembersih makam , serta juga nampak terlihat para kaum dhufa.  “Alhamdulillah, lumayan bisa buat nambah uang dapur,” ucap Yuni, penjual  bunga setaman ini.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalsel HM Husin Naparin mengingatkan agar tujuan dari ziarah itu adalah melembutkan hati dan mengingat mati.

“Ziarah kubur adalah bagian dari syariat Islam yang diperintahkan dengan sah, dalam kapasitas ibadah sunnah.  Di antara tujuan berziarah kubur sebagaimana dijelaskan di dalam riwayat dari Al-Hakim, hikmahnya adalah agar peziarah ini dapat melembutkan hati, berlinang air mata serta mengingatkan akan kematian dan hari akhir,” ucap Husin Naparin.

BACA JUGA : Kompleks Makam Sultan Suriansyah di Kuin Utara Tak Pernah Sepi Peziarah

Ulama terkemuka Kalsel ini mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad SAW dari riwayat Al Hakim yang berbunyi, “Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr).”

Dosen STAI Al Jami ini mengatakan dengan berziarah kubur, lalu mengingat kematian, akan menghalangi seseorang dari maksiat, melembutkan hatinya yang kelam, mengusir kesenangan terhadap dunia, membuat musibah yang kita alami terasa ringan.

“Mendoakan yang mati selain sebagai pengingat kematian, ziarah kubur juga bermanfaat bagi orang yang menghuni kubur. Sebab Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk mendoakan orang yang di dalam kubur, mulai dari salam ketika datang hingga memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya, dan mendoakan kebaikan-kebaikannya,” ungkapnya.

BACA LAGI : Banyak yang Berziarah ke Makam, Para Penjual Kembang Musiman pun Memanen

Ditambah ulama jebolan Pakistan ini, Ramadhan dan ziarah kubur memang erat kaitannya. Meski  tak ada perintah khusus untuk berziarah kubur menjelang bulan Ramadhan sebenarnya nyaris tidak ada dalil yang sifatnya eksplisit.

“Jadi, hukumnya tidak secara khusus disunnahkan, apalagi diwajibkan. Maka bila kita ingin berziarah kubur menjelang bulan Ramadhan, tidak ada anjuran khusus atau larangan. Yang pasti adalah kamu tidak melanggar aturan-aturan mengenai ziarah kubur yang benar dan sesuai ajaran Islam,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.