Foto : Akhmad Faisal
RENCANA pemerintah yang ingin menaikkan harga patokan petani (HPP) gula kristal putih ditingkat petani tebu dalam waktu dekat, membuat harga gula dipasaran mengalami kenaikan.
KETUA Asosiasi Gula Bersatu Kalsel H Aftahuddin mengatakan, saat ini bahkan untuk ditingkat distributor harga gula sudah mencapai Rp 12.400 perkilogram. Sementara untuk eceran malah sudah tembus diangka Rp13.000 perkilogram.
BACA: Daya Beli Masyarakat Meningkat, Motor Honda Laris Manis di Pasaran
“Harga gula saat ini boleh dibilang cukup mahal, karena standarnya yang dijual ke masyarakat biasanya hanya Rp12.000 perkilogram,” ujar H Aftah sapaan akrabnya, Selasa (30/04/2019).
Menurut dia, tahun ini harga gula lebih tinggi dibanding jelang Ramadhan tahun lalu. Padahal jelang Ramadhan gula sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun pelaku usaha kue musiman.
“Bahkan berkaca pada beberapa tahun sebelumnya permintaan gula biasanya naik hingga 30 persen dibanding hari biasa,” tambahnya. Walau harganya naik, namun untuk stoknya ditingkatan distributor diakuinya masih dikisaran 4.000 Ton. Jumlah tersebut sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk 15 hari kedepan.
BACA JUGA: Staf Khusus Mendag Ancam Pedagang Naikkan Harga, Izin Usaha Bisa Dicabut
“Stok tersebut adalah stok berjalan, artinya terus kita tambah dari Jakarta dan Jawa Timur melalui jalur laut. Kalau stok boleh dibilang mencukupi, namun untuk harga memang sulit kita tekan,” katanya.
Dilain pihak, Noor Rahmatika, pelaku bisnis kue kering di Banjarmasin, cukup terpukul dengan adanya kenaikan harga gula dipasaran. Padahal keperluannya terhadap gula jelang Ramadhan sangatlah besar sebagai bahan baku utama untuk membuat aneka kue kering.
“Kalau menaikkan harga jual dikondisi ekonomi yang serba sulit sekarang, tentunya bisa membuat pelanggan kabur. Jadi lebih baik mengalah dengan mengurangi margin keuntungan saja,” imbuhnya.(jejakrekam)