Angkat Tokoh Kontroversi Mukaram, Budayawan Imam Bukhori Bikin Warkop

0

NAMA sosok antogonis, Mukaram menginspirasi Imam Bukhori untuk melabelkan nama warung kopinya di Jalan Sungai Andai, persisnya di seberang Komplek PWI Sungai Andai. Mukaram sendiri diperankan Imam Bukhori dalam film sarat sejarah Perang Banjar berjudul Pangeran Antasari, Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing yang rilis pada awal 2018 lalu.

MUKARAM merupakan figur yang berada di kubu Pangeran Tamjidillah II, digambarkan berwatak licik, penjilat dan turut memicu terjadinya Perang Banjar dari kedua kubu, Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari versus Pangeran Tamjiddillah didukung kolonial Belanda.

Mengapa nama warkop harus Mukaram? Imam Bukhori mengungkapkan pendirian warung ini untuk sentilan terhadap garapan film Pangeran Antasari karya budayawan Banjar, almarhum Adjim Arijadi berbiaya Rp 2,6 miliar dari kas APBD Provinsi Kalsel , ternyata para pemain lokal belum dibayar honornya.

BACA : Bahaya, Konsumsi Kopi Sachet Berlebihan Bisa Picu Hipertensi

“Sebagai salah satu aktor dalam film Pangeran Antasari, ya saya banting stir untuk dirikan warung kopi. Ya, semacam sentilan bagi pihak-pihak terkait. Apalagi sosok Mukaram merupakan tokoh kontroversi dalam film Pangeran Antasari,” tutur Imam Bukhori kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Sabtu (20/4/2019).

Seniman dan budayawan asal Kabupaten Balangan ini mengakui potensi pasar para pencinta kopi di Banjarmasin sangat tinggi. Atas dasar itu, dirinya memilih mendirikan Warkop Mukaram, sebagai alternatif bagi para penikmat kopi merasakan suasana berbeda menu ala café tapi disajikan seperti warung kebanyakan.

BACA JUGA : Angkat Derajat Kopi Aranio Masuk Menu Sajian Utama Café

“Nantinya, kami akan menyuguhkan kopi-kopi tradisional bukan sachetan. Ya, kopi yang terkenal di Kalsel seperti kopi Martapura, kemudian ada pula kopi Surabaya dan Gresik dari Jawa Timur,” ucap mantan wartawan ini.

Mantan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Balangan ini mengungkapkan menu ala café juga akan disuguhkan, namun semua bahannya langsung diolah di tempat, bukan berbentuk sachet apalagi serbuk pabrikan.

“Misalkan, kopi jahe, teh jahe, susu jahe dan sebagainya itu benar-benar jahe yang diutuh dan kemudian dikeprok, dididihkan dalam air panas, dan disajikan kepada para pelanggan,” tutur Imam Bukhori.

Sang penyair yang dikenal dengan gaya khasnya ini mengungkapkan sengaja menggunakan nama Mukaram agar mengingat publik terhadap film Pangeran Antasari terkait suka dan dukanya para aktor atau pemain yang terlibat dalam garapan film bercerita sejarah Perang Banjar itu.

BACA LAGI : Mengangkat Kembali Kejayaan Kopi Pengaron, Ikon Kopi Banua Banjar

Dengan modal awal dari kocek sendiri sekitar Rp 5 juta, Imam Bukhori berharap Warkop Mukaram bisa menjadi pilihan bagi para pencinta kuliner tradisional, karena penyajian pun menggunakan cangkir seng yang biasa ditemui di perkampungan dulu.

“Ya, bukan cangkir gelas atau keramik. Menunya juga sangat variatif, ada wedang jahe gula aren, nasi ala dzifi dan lainnya. Baru tiga hari ini buka, alhamdulillah sudah banyak yang merespon dan datang menyeruput kopi di Warkop Mukaram,” ucap Imam Bukhori, seraya berpromosi.(jejakrekam)

 

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.