ACT Kembali Sediakan Hunian Layak untuk Warga Donggala

0

AKSI Cepat Tanggap (ACT) kembali meresmikan kompleks Hunian Nyaman Terpadu atau Integrated Community Shelter (ICS) di Sulawesi Tengah. Kompleks ICS yang baru diresmikan pada Senin (15/4/2019) lalu yang terletak di Desa Sumari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. Penyediaan kompleks hunian untuk korban gempa ini merupakan kerja sama ACT dengan Peace Winds Japan.

SUB Manajer Indonesia Program Peace Winds Japan Masaharu Saito mengungkapkan rasa bangganya telah menjadi bagian dalam proses pemulihan korban bencana alam di Sulawesi Tengah. Dengan resminya ICS untuk ditempati, Masaharu berharap kompleks hunian tersebut dapat menjadi peringan beban warga, khususnya yang berada di Desa Sumari dan sekitarnya.

Di dalam kompleks ICS ini, berbagai fasilitas penunjang pun hadir layaknya di ICS lain yang telah dibangun ACT. Terdapat masjid dengan ukuran 12×12 meter, dapur umum serta gudang, fasilitas kebersihan berupa MCK 20 pintu yang sumber airnya dari pipanisasi air gunung di sekitar ICS. “Fasilitas di ICS ini sudah lengkap,” ungkap Masaharu saat peresmian ICS Sumari, Senin (15/4/2019) lalu.

BACA: Semburat Syukur dari Balik Rumah Semi Permanen di Gaza

Tak hanya itu, bangunan ruang sekolah juga tersedia di ICS Sumari. Kelas ini akan menjadi tempat belajar baru anak-anak yang tinggal di sekitar ICS. Sebelumnya, mereka belajar di bawah tenda pengungsian pascabencana gempa bumi mengguncang pada akhir September 2018 silam. Tempat bermain anak juga disediakan di salah satu sudut kompleks ICS.

Koordinator Pembangunan ICS ACT Dede Abdul Rochman menjelaskan, ICS Sumari merupakan salah satu dari 11 ICS yang telah rampung dibangun di Palu, Sigi, dan Donggala. Pengerjaan ICS ini dikerjakan oleh 70 orang relawan konstruksi. Hasilnya, sebanyak 96 hunian telah selesai pengerjaan pada akhir Maret lalu. “Sekitar 30 rumah menggunakan tangga landai untuk penyandang disabilitas,” jelas Dede.

Desa Sumari merupakan salah satu desa yang mengalami dampak parah akibat gempa bumi bermagnitudo 7,4 pada September 2018 lalu. Tak sedikit warga yang mengalami luka ringan hingga berat akibat tertimpa bangunan rumah. Walau tak diterjang tsunami, namun banyak rumah mengalami rusak parah.(jejakrekam)

Penulis Eko Ramdani
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.