Rambah Pasar Buah Banjarmasin, Buah Kapul Muara Teweh Cukup Diminati Warga

0

JIKA biasanya buah kapul datang dari Astambul dan Martapura, Kabupaten Banjar, kini buah eksotik khas hutan pedalaman Kalimantan ini turut menyerbu pasar buah. Buah yang mirip manggis, hanya berbeda dalam warna kulit dan daging ini malah didatangkan dari Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah.

BUAH kapul pun mengisi masa berakhir panen langsat yang hingga kini masih merajai pasar buah musiman di Banjarmasin. Salah satu penjual buah kapul keliling asal Simpang Anem, Kuin Selatan, Yusuf mengaku baru beberapa hari ini kapul dari Muara Teweh memasuki Banjarmasin.

“Datang sekali banyak, dalam satu mobil pickup. Makanya, kami borong satu mobil seharga Rp 700 ribu. Kalau dijual seperti harga langsat Rp 10 ribu per kilogram,” ucap Yusuf kepada jejakrekam.com, Kamis (18/4/2019).

BACA : Mengintip Kejayaan Karet Kalsel Era Kolonial Belanda

Menurut Yusuf, berbeda dengan buah kapul dari Astambul atau Martapura, Kabupaten Banjar atau daerah Hulu Sungai. Buah yang bernama latin Baccaurea macrocarpa ini berasal dari pedalaman Kalimantan Tengah itu, kulit buahnya sedikit berbulu. Begitupula, daging buahnya tak keras atau putih, namun sedikit lembet dan kekuning-kuningan.

“Soal rasa, jauh lebih manis dibandingkan buah kapul asal Astambul atau Hulu Sungai. Mungkin karena berbeda tingkat kesuburan tanah, sehingga buah kapul asal Muara Teweh lebih berair,” kata Yusuf.

BACA JUGA : Menangguk Rezeki Berlimpahnya Si Raja Buah asal Bi’ih

Ia mengakui buah-buah asal pedalaman dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito datang ke pasaran Banjarmasin tidak menentu. Menurut dia, para pengepul dari wilayah tersebut, datang ke Banjarmasin paling satu hingga dua kali dalam seminggu, sehingga jika pasokan datang langsung diborong para pedagang eceran.

“Ya, semuanya satu borong. Soal untung atau rugi, nanti dihitung usai semua telah laku terjual. Kebanyakan buah kapul asal Muara Teweh dinikmati warga di perkampungan. Ya, karena boleh khas Kalimantan masih banyak peminatnya,” ucap Yusuf.

BACA LAGI : Ayo, Selamatkan Plasma Nutfah Buah Endemik Kalimantan

Menurut Yusuf, daya tampung gerobaknya bisa mengangkut puluhan kilogram, sehingga jika laris manis, pendapatan dikurangi ongkos bisa meraup untung ratusan ribu per hari.

“Ya, alhamdulillah berjualan buah kapul ternyata masih banyak peminatnya. Saya membeli buah kapul untuk mengisi kekosongan pasokan buah langsat yang mulai berakhir masa panennya jelang bulan puasa ini,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.