Tempuh Perjalanan Panjang, Danrem Sapa Prajurit di Koramil 1004-12/Marabatuan 

0

PULAU Sembilan  adalah sebuah  kecamatan  di  Kabupaten Kotabaru,  Kalimantan Selatan.  Disebut kecamatan Pulau Sembilan, karena ada sembilan pulau di sana, antara lain Pulau Marabatuan, Denauan, Payung-Payungan, Maradapan, Matasirih, Pemalikan, Labuan Barat, Kalambau dan Pulau Sarang.

ADAPUN pusat pemerintahan Kecamatan Pulau Sembilan berada di Marabatuan, dari 20 kecamatan di Kabupaten Kotabaru yang berada di Selatan Kotabaru berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sumenep dan Gresik Jawa Timur, jarak tempuh menggunakan Kapal perintis/speedboat 8-12 jam dari Kotabaru.

BACA: Logistik Pemilu Menuju ke Pulau Sembilan, Daerah Terpencil Lebih Diprioritaskan

Danrem 101 Antasari Kolonel Inf  M Syech Ismed beserta Ketua Persit Kartika Chabdra Kirana Koorcab Rem 101 PD VI/Mulawarman Fitri MS. Ismed saat pertama menjabat sangat-sangat berkeinginan sekali untuk mengunjungi anak buahnya yang bertugas di Koramil 1004-12/Marabatuan. Pasalnya, selama ini Koramil tersebut jarang dikunjungi para pejabat.

Dengan keterbatasan waktu, akhirnya Danrem 101/Antasari bersama rombongan Bupati Kotabaru, Sayid Jafar  dengan agenda yang berbeda menggunakan KN SAR LAKSMANA 241 Badan Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Kalimantan Selatan dan Tengah melakukan kunjungan di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru, Kamis (11/4/19).

Pelayaran pertama rombongan mendarat di Pulau Maradapan, pulau ini termasuk dalam pulau terpencil yang letaknya di tengah Laut Jawa antara Pulau Kalimantan dengan Jawa, sehingga aksesibilitasnya cukup sulit.

Sulitnya aksesibilitas menyebabkan warga pulau tersebut sulit juga berinteraksi dengan Kotabaru daratan, sulit mendapatkan bahan makanan ketika persediaan telah menipis dan jika ada warga yang sakit keras dan mendesak untuk segera dirujuk ke rumah sakit umum daerah, hanya bisa pasrah menunggu nasib.

Untuk menuju Kotabaru warga dapat mencarter perahu atau speedboat, dengan itupun harganya mahal dan berbahaya saat gelombang sedang tinggi, karena perahu yang dicarter memiliki ukuran yang kecil.

BACA JUGA: Kas Keliling BI Sasar Pulau Terpencil Kabupaten Kotabaru

Carter kapal terpaksa dilakukan ketika ada hal yang sangat mendesak dan penting. Di Desa Maradapan, Bupati Kotabaru dan Danrem 101/Antasari beserta rombongan melakukan pencanangan Kampung Keluarga Berencana (KB).

Setelah kegiatan di Pulau Maradapan, rombongan melanjutkan pelayarannya menuju Pulau Martasirih. Di antara begitu banyak pulau di Indonesia, Matasiri mungkin jadi nama yang jarang atau bahkan hampir tak pernah terdengar para traveler. Tak mengherankan karena pulau satu ini memang sangat unik letaknya, bisa dibilang susah. Pulau Matasiri sendiri terletak di utaranya Jawa dan di selatannya Kalimantan. Namun tempat ini begitu luar biasa. Pulau ini begitu sempurna dengan semua hal yang dimilikinya. Mulai dari hamparan karang cantiknya sampai deburan ombak hingga bukit yang ada benar-benar menakjubkan,

Menuju Matasari bisa dikatakan hal yang susah-susah gampang. Yang jelas kita harus siapkan mental besar karena perjalanannya agak tidak mudah, walaupun dengan susah payah rombongan mendarat mulai dari kapal besar yang lepas jangkar di tengah laut pindah ke perahu nelayan yang di ombang-ambingkan ombak mencapai daratannyapun harus turun di air pantai dikarenakan pulau tersebut tidak ada pelabuhannya.

Sesampai di daratan, rombongan disambut Kepala Desa Matasiri beserta masyarakat dan anak-anak sekolah dasar. Tidak sampai disitu Kolonel Inf M.S Ismed dan isteri langsung berboncengan mengendarai sepeda motor menaiki dan menuruni jalan setapak untuk melihat kehidupan masyarakat setempat. Dengan tidak diduga saat melintasi rumah penduduk Ny. Ismed melihat ada tulisan “Pos Babinsa” menempel di sebuah pondokan yang sederhana. Dengan sontak Danrem menghentikan motornya lalu memanggil dengan teriakan Babinsa. Babinsapun tidak kunjung datang setelah ditunggu beberapa saat munculah Babinsa tersebut sambil melaporkan “Maaf Ndan sepeda motor rantai putus di lembah,” ucapnya.

BACA LAGI: Kotabaru Rendah Partisipasi, Kabupaten Tapin dan HST Rawan Konflik

Pada saat itu, hanya empat sepeda motor yang digunakan dan kondisinyapun tidak layak pakai untuk medan di daerah tersebut dengan fakta ada yang pecah ban ada saat kontak diputar kunci patah dan ada yang untuk tanjakan mesin mati. Di Pulau Matasiri masyarakatnya lebih ramai kehidupannya, sebagai tamu atau pendatang baru di daerah tersebut harus terlebih dulu memperkebal diri dengan mengonsumsi obat malaria karena pulau tersebut terdapat endemis malaria.

Menjelang senja, rombongan melanjutkan perjalanan terakhir  menuju Pulau Marabatuan yang merupakan Kecamatan Pulau Sembilan. Disana ada Kantor Camat, Kantor Koramil, rombongan tiba pada malam hari di Pulau Marabatuan tersebut. Bertempat di Koramil 1004-12/Marabatuan, Danrem pun langsung mengadakan tatap muka dengan para tokoh masyarakat dan para anggota Koramil tersebut, secara terpisah Danrem memberi wejangan dan arahan kepada Danramil beserta Babinsanya yang beranggotakan hanya 5 orang. Kegiatan berakhir dengan pemberian tali asih.

“Kami sangat bangga kepada Danramil dan Babinsa yang bertugas di Pulau-pulau terpencil dengan semangat dalam menjaga kedaulatan NKRI, kemudian bersama-sama dengan Kepolisan menjaga keamanan di wilayah Kabupaten Kotabaru,” Ucap Danrem.

Menjelang pukul 23.30 wita berakhirnya kegiatan di Koramil, rombonganpun menuju Dermaga Marabatuan, untuk kembali ke Kotabaru. Sesampainya di dermaga, ternyata air laut surut, sehingga perahu-perahu nelayanpun tidak bisa membawa rombongan mengantar ke kapal besar, yang pada akhirnya semua rombongan kembali ke kantor Kecamatan Marabatuan untuk istirahan sambil menunggu air pasang di pagi hari.(jejakrekam)

Penulis Fahriza
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.