Hanya Rp 9,9 Miliar, Idealnya Benahi Drainase di Banjarmasin Butuh Dana Puluhan Miliar

0

RUAS jalan di Banjarmasin jika musim hujan datang, bukan rahasia umum lagi, pasti akan tergenang. Jalannya pun terendam. Apalagi, jika curah hujan tinggi dengan durasi yang lama, tak ayal banjir pun menyusahkan para pengguna jalan.

BERAPA dana untuk membenahi sistem drainase yang sangat penting dalam mempercepat keringnya ruas jalan di Banjarmasin?

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Arifin Noor mengungkapkanya idealnya satu lima kecamatan di Banjarmasin, anggaran untuk penataan ulang sistem drainase dibutuhkan dana berkisar Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar. Jika dihitung, berarti dari lima kecamatan berkisar Rp 50 hingga Rp 75 miliar.

“Sekarang untuk dana perbaikan drainase yang ada di kota hanya Rp 9.912.000.000. Jelas sangat minim dengan luasnya cakupan yang harus dibenahi dalam jaringan drainase kota,” kata Arifin Noor saat dikontak jejakrekam.com, Minggu (14/4/2019).

BACA : Ternyata, Anggaran Perbaikan Drainase di Banjarmasin Masih Gelondongan

Mantan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Kalsel mengurai kebutuhan dana yang cukup besar itu karena perbaikan jaringan jalan, mencakup pula sistem drainase serta jembatan yang harus dirawat.

“Apalagi, sekarang curah hujan begitu tinggi di Banjarmasin, sehingga air pasang memasuki ruas jalan. Ini ditambah, endapan lumpur yang ada di saluran drainase tidak terukur,” paparnya.

Dia mencontohkan seperti di ruas Jalan Pangeran Antasari, jaringan drainase yang ada patut dibenahi. Menurut Arifin Noor, banyak sumbatan terjadi justru berada di lingkungan seputaran Pasar Sentra Antasari. Termasuk, di belakang pasar yang berada di Jalan Pangeran Antasari, perlu koordinasi semua instansi seperti adanya binaan dari Dinas Peternakan Kota Banjarmasin agar terbangun sistem yang baik.

BACA JUGA : Ahli Pengairan Australia Sarankan Sistem Drainase Banjarmasin Dikaji Lagi

“Bagaimana pun, limbah-limbah pasar itu masuk ke saluran air, sehingga saat air pasang di jalan menimbulkan bau tak sedap. Semoga ke depan, ada perbaikan sistem saluran baik yang ada di pasar maupun di luar pasar,” kata mantan Kepala Dinas PU Kabupaten Tabalong ini.

Sementara itu, Koordinator Komunitas Kampung Kita (Kaki) Kota Banjarmasin Muhammad Syahreza mengakui ada yang salah dalam pengelolaan sistem drainase di Banjarmasin, sehingga ketika air hujan datang maka jalanan pun tergenang. Bahkan, air tergenang cukup lama turun, hingga berjam-jam dan seharian.

“Sistem jaringan drainase ini juga sangat terkait dengan proses perizinan bangunan. Bagaimana halaman bangunan hotel, ruko dan lainnya justru lebih tinggi dari badan jalan, sehingga air limpasan hujan menuju ke ruas jalan. Ini belum lagi soal limbahnya tak tertangani, sehingga bisa saja masuk ke saluran air,” tutur Syahreza.

BACA LAGI : Penegakan Perda Lemah, Sistem Drainase Kurang Baik

Ia mengungkapkan perlu koordinasi dan sinergitas semua pihak terkait, tidak hanya Dinas PUPR Banjarmasin selaku dinas teknis, namun juga instansi lainnya terutama soal perizinan bangunan.

“Seharusnya, usai memberi izin dan bangunan itu berdiri, maka pengawasan bangunan, apalagi jika melanggar Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus jadi atensi pemerintah kota. Ini menyangkut dampak yang dirasakan publik, salah satunya ya genangan air yang merambah ke ruas jalan,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.