Busur Panah Menyasar Suara Kaum Milenial, Film Suara April Tayang Perdana di XXI Duta Mall 

0

SUARA April, film bergenre drama yang terinspirasi dari perjuangan relawan demokrasi untuk pertama kalinya menyapa penonton di Banjarmasin. Tepatnya, di Cinema XXI, Duta Mall Banjarmasin, Rabu (10/4/2019).

DIPRODUSERI Darius Sinathrya dari karya Sutradara Emil Heraldi dan Wicaksono Wisnu Legowo, mengangkat cerita seorang pendidik dan relawan demokrasi yang mencoba mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka untuk menggunakan hak suaranya dalam meningkatkan kesadaran.

Dalam film berdurasi 90 menit ini, menceritakan suatu kampung bernama Rampang Selatan. Desa ini memiliki ketertarikan yang sangat besar pada orkes melayu atau dangdut. Semua acara yang mengundang orkes melayu pasti ramai dikunjungi warga.

BACA: 10 April, Film Suara April Tayang di Cinema XXI Duta Mall Banjarmasin

Ini sangat bertolak belakang ketika menggelar pemilu. Tercatat, sudah 15 tahun pemilu baik Pilpres maupun Pileg tidak dilaksanakan di desa ini.

Konflik pun terjadi, setelah KPU RI mendelegasikan relawan demokrasi, Chandra yang diperankan oleh Bio One ditugaskan melakukan penyuluhan dan mengeluarkan Kampung Rampang dari kosongnya aktivitas politik.

Namun, untuk bisa melaksanakan tugasnya, kepala desa mensyaratkan Chandra harus mendapatkan izin dari Djohari, pentolan kampung yang juga merupakan pemimpin orkes dangdut.

Djohari yang diperankan Almarhum Torro Margens pun tidak menyetujui diadakannya penyuluhan Desa Rampang Selatan lantaran memiliki masa lalu yang kurang baik dengan Rosalina yang diperankan Dewi Gita, salah satu caleg yang sedang berkampanye pada Pemilu.

BACA JUGA:  Sosialisasikan Pemilu 2019, Film Suara April Bakal Tayang di Kalsel

Sementara Nurlaila, seorang guru yang diperankan oleh Amanda Manoppo, anak dari Djohari membantu Chandra melakukan segala cara mendorong warga menyadari pentingnya menggunakan suara mereka dengan harapan bisa membantu desa yang memiliki berbagai keterbatasan.

Salah satu yang dilakukan Chandra dengan memberikan penyuluhan di sekolah tempat Nurlaila mengajar untuk menunjukkan bahwa satu suara sangat penting untuk keutuhan Indonesia dengan cara unik, yaitu merangkai potongan-potongan puzzle.

Dinamika film juga dibangun dengan menampilkan persaingan caleg bernama Rosalina dan Jimmy yang diperankan  dalam berebut kursi legislatif. Muak berkompetisi dengan cara-cara kotor,  Rosalina yang diperankan Dewi Gita berinisiatif mengajak Jimmy untuk bersaing sehat dan mengampanyekan pemilu damai.

Lantas, berhasilkah upaya Chandra dan Nurlaila? Untuk menjawabnya, Anda perlu menonton Suara April secara langsung.

BACA LAGI:  Ajak Mahasiswa Tak Apatis dengan Pemilu, KPU Goes To Campus Sambangi FH ULM

Film yang didedikasikan para relawan demokrasi ini memang bukan film biasa. KPU sengaja membuat film ini sebagai busur panah yang menyasar suara-suara anak muda dan kaum milenial.

Diperankan tokoh-tokoh muda, Suara April terasa enteng saja membicarakan masalah-masalah pelik yang selalu ada dalam pemilihan umum. Masalah-masalah ini misalnya politik uang, rivalitas tidak sehat, dan ajakan untuk golput akan menyisakan persoalan lain.

Suara April adalah suara ringan yang mengajak untuk menggunakan hak suara secara cerdas. Suara yang perlu didengar, digaungkan, dan diperdengarkan seriuh dan sejauh mungkin.

Diakhir penayangan, Jimmy yang hadir dalam nonton bareng di Cinema XXI Dutamall Banjarmasin bersama jajaran KPU Kalsel dan kabupaten/kota menyebut film bertajuk pemilu ini memiliki pesan moral dalam mengajak masyarakat untuk datang ke TPS.

Dirinya yang berperilaku sebagai caleg yang memiliki konotasi kurang baik diharapkan tidak terjadi pada gelaran Pemilu, Rabu 17 April 2019. “Sebagai caleg tidak boleh berpolitik uang dan saya harap menjadi pelajaran pemilu damai dan adil,” katanya.

Sementara, Komisioner Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM KPU Kalsel Edy Ariansyah menyatakan, film yang ditayangkan ini sebagai edukasi dengan menonjolkan kebijakan Relawan Demokrasi dalam memperjuangkan partisipasi pemilih.

Menurutnya, dari pemutaran film Pemilu ini tidak dikomersilkan ke masyarakat. Akan tetapi, KPU Kalsel berencana untuk mendistribusikan ke kabupaten/kota sebagai instrumen menyosialisasikan tata cara pencoblosan, ajakan memilih pada 17 April 2018, jenis surat suara, pengenalan peserta pemilu, tata cara pindah pemilih, ajakan memilih tanpa vote buying. “Ini tentu menjadi hal penting bagi pemilih Pemilu Tahun 2019, sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat,” ucapnya.

Selain itu, dalam pemutaran film ini sekaligus mengirimkan doa kepada Torro Margens yang wafat di usia 68 tahun. Sebab, Suara April ini merupakan film terakhir yang dibintanginya.

“Setelah memerankan, rupanya Torro Margens dipanggil yang maha kuasa. Tentunya diakhir hayatnya beliau sangat memberi manfaat positif dalam meningkatkan partisipasi politik dan menyukseskan pemilu,” pungkas Edy.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.