Diundang 205, Datang Hanya 129 Pemilih dalam Simulasi Pemilu

0

GAMBARAN tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019, bisa dicontoh dari simulasi pemungutan dan penghituan suara yang digelar KPU Provinsi Kalimantan Selatan di Jalan Gunung Paikat, Banjarbaru, Kamis (4/4/2019). Dari 205 pemilih yang diundang, hanya 129 orang menyalurkan hak suaranya.

SIMULASI ini dibuat layaknya TPS sebenarnya yang akan dibuka serentak pada Rabu, 17 April 2019 nanti. Dengan tingkat partisipasi hanya 62  persen, karena KPU Kalsel pun mengundang 200 orang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) plus lima pemilih dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

Divisi Teknis KPU Kalsel Hatmiati Mas’ud mengakui hanya ada 129 orang yang memenuhi undangan dan mengikuti simulasi pemungutan suara di TPS yang dibangun di Banjarbaru.

“Kami sengaja menggunakan DPT yang asli, jadi bisa diketahui kekurangan dari proses pemungutan dan penghitungan suara yang bisa jadi acuan saat hari H nanti,” ucap Hatmiati Mas’ud kepada jejakrekam.com, Kamis (4/4/2019).

BACA : Ada 9.847 Pemilih Difabel, Surat Suara Braille Telah Disiapkan KPU

Selain masalah partisipasi pemilih, dosen STKIP PGRI Banjarmasin juga menceritakan  saat pemilih DPTb datang dengan menunjukkan formulir A5 ke petugas KPPS. Ketika diserahkan, pemilih ini tidak mendapat lima jenis surat suara yang harus dicoblos. Oleh petugas tidak dicontreng mendapat suara yang diterima, sehingga membuat petugas KPPS 1, 2, dan 3 akhirnya bertanya kepada KPPS 4 dan 5.

“Mereka bertanya, kalau pemilih DPTb berapa contrengan surat suaranya? Sebab, kategori pemilihnya ini akan dilihat by name, by address-nya,” ujar Hatmiati.

BACA JUGA : Ajak Penonton Konser Musik Tak Golput, Target 77,5 Persen Partisipasi Pemilih

Selain itu, ada pula pemilih DPK yang membawa KTP elektronik untuk memilih pada pukul 12.00 hingga 13.00 Wita. Dalam simulasi tersebut pembukaan TPS seolah-olah dimulai pada pukul 07.00 Wita dan berakhir pada pukul 13.00 Wita. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses penghitungan suara.

Usai diumumkan, KPPS pun meminta waktu istirahat untuk makan dan shalat. Setelah itu, dilanjutkan pada pukul 14.00 Wita dilakukan perhitungan suara untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. “Begitupula selanjutnya hingga selesai tadi. Ini baru saja selesai pukul 20.30 Wita untuk penyalinan dari formulir C1 plano besar menjadi C1 salinan yang berhologram,” katanya.

BACA JUGA : Tambah 24 TPS Khusus, Pemilih yang Masuk ke Kalsel Capai 20.649 Orang

Tak hanya itu, penyandang disabilitas pun turut disetting hingga terdapat kekeliruan dari KPPS. Yakni, saat meletakkan kotak yang terlalu tinggi dari jangkauan. Kotak suara ini, menurut Hatmiati, dalam aturan tingginya sekitar 35 centimeter. “Agar teman-teman penyandang disabilitas bisa memasukkan sendiri surat suaranya ke dalam kotak,” ucapnya.

Dalam catatan Hatmiati, petugas KPPS dinilai masih gugup dalam melakukan tugasnya. Ini mengingat, mereka tidak semuanya berpengalaman. Ambil contoh, ketika ada pemilih datang, yang sudah diatur olehnya untuk membawa undangan berupa formulir C6, tetapi tidak membawa KTP elektronik.

“Itu kan tidak diizinkan karena tidak dikenali. Hal itu yang membuat mereka gugup. Pemilih pun menyebut, berarti aku tidak diizinkan untuk menggunakan hak pilih?,” tawanya, sembari mencontohkan gaya ala protes pemilih.

Atas hasil simulasi ini, Hatmiati mengatakan menjadi bahan evaluasi, terutama bagi petugas di lapangan yang akan bertugas di TPS pada hari H nanti.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.