Ani Cahyadi : Elite Politik Kita Tanpa Etika dan Halalkan Segala Cara

0

DEMOKRASI saat ini yang dibangun elite politik tanpa etika, bahkan condong tak memiliki rasa malu. Yang ditonjolkan saat ini justru pencitraan serta melontarkan janji-janji yang tidak realistis selama perhelatan Pemilu 2019 belakangan ini.

PENDAPAT ini dikemukakan pengamat sosial politik asal UIN Antasari Banjarmasin, Dr Ani Cahyadi Maseri kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Jumat (29/3/2019).

Menurut Ani Cahyadi, banyak janji yang dilontarkan malah tak mencerminakan realitas, hingga akhirnya menjadi sumir dan memasuki wilayah abu-abu bagi para calon pemilih.

“Dalam konteks di negara Indonesia, memang sadar atau tidaknya itu belum mengutamakan etika politik. Malah lebih menonjolkan kepada teknik politik yang cenderung menghalalkan segala cara,” kata Ani Cahyadi.

BACA : Parpol dan Pengkhianatan Elite Politik Terhadap Rakyat

Doktor jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan dalam konsep bernegara bagi negara maju lebih diutamakan adalah etika politik dengan konsep sebagai negarawan. “Jika mereka itu negarawan, tentunya merebut kekuasaan itu memang dengan cara legal dan santun,” ujarnya.

Ani Cahyadi mengatakan, jika berkaca pada sejarah pemimpin negara terdahulu justru lebih mengutamakan etika politik daripada teknik politik berbagai macam cara.

Namun, dari pandangan Ani Cahyadi, saat berkaca pada pemilu saat ini sangat tampak sekali menempuh segala cara. Ia mengakui dalam perpolitikan nasional, kini telah kehilangan figur pemimpin yang berwibawa dan sederhana seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan Mochammad Natsir.

“Dalam konteks reformasi saat ini justru kehilangan figur itu. Cenderung yang muncul adalah figur yang haus akan kekuasaan,” ucapnya.

BACA JUGA : Ketika Partai Politik dalam Pusaran Lingkaran Setan Korupsi

Ini mengingat, beber Ani Cahyadi, mereka haus akan kekuasaan, akhirnya banyak yang diandalkan berita hoaks ataupun ujaran kebencian.

Bagi mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini, seharusnya dalam konteks saat ini yang diutamakan yakni visi agar bangsa Indonesia bisa menjadi lebih baik. Misalnya, dengan membuat program yang tepat, kemudian bagaimana mengatasi ekonomi serta menjaga moralitas dan kebhinnekaan.

“Harusnya itu, tetapi yang kita saksikan tidak seperti itu. Di ajang kampanye dan forum debat justru yang muncul itu lebih kepada kompetensi yang belum sehat,” pungkas Ani Cahyadi.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.