Dicari Titik Lemah, Penerapan Sistem Satu Arah Kayutangi Dievaluasi

0

DUA hari terhitung Minggu (24/3/2019) sore dan dilanjutkan Senin (25/3/2019) pagi, diberlakukan prasimulasi dan simulasi rekayasa penutupan total akses lalu lintas yang melewati Jembatan Sungai Alalak, Kayutangi Ujung dan Handil Bakti. Yang terlihat, kemacetan menyeruak di kawasan Terminal Handil Bakti dan Jalan Tembus Perumnas.

ADA tiga arus lalu lintas (lalin) yang direkayasa tim gabungan Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel, Dinas Perhubungan Kalsel serta melibatkan Pemkot Banjarmasin dan Pemkab Banjar, serta Satlantas Polresta Banjarmasin dan Polres Batola.

Arus lalin ke luar kota (Marabahan/Kalteng), arus lalin masuk Kota Banjarmasin dan arus lalin normal yang ditandai masing-masing warna kuning, merah dan biru. Rambu-rambu pun dipasang baik, terutama di pertigaan Terminal Handil Bakti dan jembatan menuju Jalan Trans Kalimantan arah ke Jembatan Sungai Alalak. Begitupula sebaliknya dari arah Jalan Brigjen H Hasan Basry menuju jembatan yang akan dibangun, juga ditutup total.

BACA : Picu Stress Tinggi, Fenomena Leher Botol Bakal Terjadi di Kayutangi Ujung

Rambu larangan belok kiri dipasang di turunan (oprit) Jembatan Sungai Alalak II, untuk melintas ke Jalan Tembus Perumnas arah ke Jalan Brigjen H Hasan Basry, karena diberlakukan satu arah. Pemberlakuan jalur menjadi arah diberlakukan di Jalan Tembus Perumas, Jalan Cemara Ujung, Jalan Cemara Raya, dan Jalan Adhyaksa, hal ini ditandai dengan pemasangan rambu larangan.

Namun, untuk arus dalam kota dan luar kota diarah belok kanan, saat berada di kawasan Bundaran Kayutangi, terutama arus lalin dari Jalan Adhyaksa. Begitu pula di persimpangan Jalan Cemara Raya, Jalan Sultan Adam, dan Jalan Cemara Ujung (arus lalin dari Jalan Tembus Perumnas) juga diberlakukan larangan masuk.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik mengakui hasil dari simulasi rekayasa penutupan total arus lalin di Jembatan Sungai Alalak atau Kayutangi Ujung, sedang dievaluasi.

“Hasil pemantauan dari simulasi ini akan dibahas bersama dalam tim gabungan yang melibatkan semua unsur baik Pemprov Kalsel, Polda Kalsel, Polresta Banjarmasin, Polres Batola, Pemkab Batola dan Pemkot Banjarmasin serta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah XI Banjarmasin dan kontraktor,” tutur Ichwan Noor Chalik kepada jejakrekam.com, Selasa (26/3/2019) malam.

BACA JUGA : Antrean Mengular di Handil Bakti, Penumpukan Pengendara di Tembus Perumnas

Menurut dia, dari evaluasi itu akan dicari titik lemahnya, terutama titik-titik yang mengakibatkan kemacetan atau penumpukan volume kendaraan bermotor baik di kawasan Handil Bakti maupun daerah Kayutangi Ujung.

“Untuk rapatnya masih tergantung pemilik proyek Jembatan Sungai Alalak dalam hal ini Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah XI Banjarmasin. Kami hanya menunggu kapan rapat untuk menentukan penerapan semua rekayasa lalu lintas yang akan diberlakukan, terutama di seputaran kawasan Kayutangi,” ucap Ichwan.

Sebelum penerapan rekayasa satu arah dengan pemasangan barier atau penutupan perempatan depan Glow Market (dulu persimpangan Tulip), tergantung dari rapat koordinasi semua unsur yang terlibat dalam rekayasa lalu lintas demi penutupan total selama dua tahun akses lalin di Jembatan Sungai Alalak.

BACA LAGI : Selama Dua Tahun, Ini Rekayasa Lalu Lintas Berlaku di Kayutangi dan Handil Bakti

Sementara itu, pemasangan garis pemisah yang dilakukan tim gabungan dan penyedia jasa kontruksi, KSO PT Wijaya Karya- PT Pandji Bangun Persada telah terlihat di seputaran Bundaran Kayutangi.  Sebelum diberlakukan sistem satu arah, arus lalin di Jalan Cemara Raya masih terlihat normal. Sebab, jika diterapkan satu arah, maka arus masuk dari Jalan Sultan Adam akan dilarang melintas di Jalan Cemara Raya, karena hanya untuk akses pengendara dari Jalan Brigjen H Hasan Basry.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.