Wawasan Kebangsaan Generasi Milenia di Bawah Ancaman Kemajuan Teknologi Informasi

0

DARI generasi ke generasi, 73 tahun Indonesia telah merdeka. Diawali generasi kerajaan-kerajaan di Nusantara, generasi pejuang 45, generasi kemerdekaan 45, Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi dan kini memasuki generasi teknologi informasi atau milenia.

DIALOG kebangsaan untuk memupuk kepedulian generasi milenia pun digagas ormas DPW Garuda Nusantara Kalsel di Gedung Kadin Kalimantan Selatan, Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin, Sabtu (23/3/2019).

Hadir empat narasumber untuk mengupas tantangan generasi milenia dalam mempraktikkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yakni, Wakil Rektor Uniska MAB Dr Jarkawi, Dr Hj Ratna Rosana dari Badan Kesbangpol Kalsel, H Fahruddin (Diskominfo Provinsi Kalsel), dan Sekretaris DPP Garuda Nusantara, dimoderatori Adhi Surya Said.

BACA : GARBI Night Murni untuk Peningkatan Wawasan Kebangsaan

Ketua Panitia Dialog Kebangsaan Garuda Sumarno mengakui gagasan atau ide dialog adalah bentuk kepedulian sekaligus keprihatinan terhadap generasi milenia atau milenial sekarang ini.

“Sebab, generasi kekinian menghadapi globalisasi revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Padahal, di zaman dengan kemajuan teknologi dan informasi, generasi milenial merupakan calon pemimpin bangsa ke depan,” ucap Sumarno.

BACA JUGA : Empat Pilar Kebangsaan untuk Jaga Keutuhan Negara Indonesia

Menurut dia, generasi muda yang ada di Indonesia jangan sampai terjebak dengan kemudahan teknologi informasi, lantas melupakan ideologi Pancasila dan identitas kebangsaan, hingga tak mengetahui sejarah bangsanya sendiri.

“Jangan sampai generasi ke depan kita ini merupakan generasi yang lemah. Jika mereka lemah, tak menutup kemungkinan kita terjajah lagi. Bukan dalam arti sempit, tetapi penjajahan gaya baru yakni kemajuan teknologi dan informasi,” papar Sumarno.

Dia menyebut hal ini terwujud seperti yang menjadi trending topic, antara lain hoaks, fitnah, ujaran kebencian, intoleransi, anti kebhinekaan, SARA, premanisme, radikalisme dan terorisme.

BACA LAGI : Melawan Praktik Korupsi SDA dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

“Inilah pentingnya kita menangkal hal itu dengan kembali kepada dasar dan identitas sebagai bangsa Indonesia yaitu empat pilar itu,” ucapnya.

Hadirnya para mahasiswa Uniska MAB dan generasi muda dalam dialog itu diharapkan Sumarno bisa menjadi edukasi non formal karena bisa langsung komunikasi dua arah antara narasumber dengan peserta dialog kebangsaan.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, seperti Kadin Kalsel, Polda Kalsel, HMS Uniska MAB, FKMTSI X Kalimantan serta Pemprov Kalsel dalam mendukung acara ini,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.