LPM Lentera Uniska Gelar Seminar Nasional di Acara Pekan Jurnalistik

0

MESKI bukan barang baru di dunia jurnalistik, penggunaan data dan analisis data sebagai bahan baku untuk membuat berita tengah menjadi tren dan sorotan saat ini.

JURNALISME berbasis data yang juga kerap disebut dengan istilah data driven journalism, merupakan ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan proses kerja jurnalis yang berbasis pada analisis dan penyaringan data set untuk membangun sebuah berita.

Menyoroti tren jurnalisme berbasis data, Lembaga Pers Mahasiswa Lentera Universitas Muhammad Arsyad Al Banjari (Uniska MAAB) menggelar acara tahunan Pekan Jurnalistik dimana salah satu agendanya Seminar Nasional dengan mengundang Fahri Salam, penulis dan editor media daring, tirto.id

BACA: Ajarkan Mahasiwa Tentang Bisnis, Uniska Buka Kedai Kopi Robanio

Fahri menjelaskan, jurnalisme berbasis data sebenarnya bukan barang baru dalam dunia kewartawanan. Sebab karya jurnalistik harus berdasarkan data, bukan hanya terbatas dari paparan narasumber.

“Di era orde baru, semua informasi tertutup sehingga orang lebih mengandalkan kutipan dari narasumber pun kalau bersinggungan dengan isu sensitif pada era itu narasumbernya harus resmi dari pemerintah,” kata dia.

Pasca reformasi, lanjut Fahri, tak ada lagi sensor informasi sehingga masyarakat dengan mudah mendapatkan data. “Kemudian data itu menjadi penting untuk mendapatkan informasi yang akurat, ada metode yang harus dilewati untuk menuturkan data yang dihimpun menjadi karya jurnalistik,” ungkap mantan aktivis Pers Mahasiswa UII Yogyakarta ini.

Fahri menjelaskan, di Tirto.id langkah pertama menarasikan data menjadi berita adalah menghimpun data yang relevan dengan isu yang diangkat.

“Seperti yang saya paparkan tentang isu kebersihan langkah yang pertama adalah mengumpulkan data dari Dinas Lingkungan hidup, kemudian mengkompare dengan data yang ditemui di lapangan, baik dari tenaga kebersihan, maupun dari rumah tangga,” jelas Fahri.

Kemudian, lanjutnya, menggali data yang telah dihimpun dan memilah yang mana data penting maupun data pendukung lalu kemudian dianalisis.

BACA JUGA: Uniska Siap Cetak SDM Untuk Respon Era Globalisasi

“Dan tahap terpenting adalah bagaimana cara menarasikan data yang telah dihimpun menjadi berita utuh baik dalam bentuk audio visual, maupun artikel untuk disampaikan kepada masyarakat,” jelas Fahri.

Akbar Gilang, pimpinan umum LPM Lentera Uniska menjelaskan, pihaknya sengaja mengangkat tema jurnalisme berbasih data agar mahasiswa bisa memilah informasi yang berseliweran di internet.

“Di era internet seperti sekarang, kita dengan mudah mendapatkan informasi, dan menjadi pertanyaan penting apakah informasi itu layak dipercaya atau tidak,” ucapnya. Ia mengatakan, masifnya informasi hoaks masih menjadi persoalan besar yang perlu disikapi bersama. “Kami berharap dengan pekan jurnalistik ini LPM Lentera Uniska bisa ikut memberantas hoaks,” imbuh Gilang.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.