Petani Karet Kurang Modal, Bank Kalsel Siap Kucurkan KUR Rp 300 Miliar  

0

KEKURANGAN modal bagi petani karet di Kalsel, jadi salah satu kendala yang harus diatasi dalam meningkatkan pendapatan petani. Pasalnya, kekuatan modal menjadi hal utama dalam menopang usaha petani karet disamping intensifikasi dan penguatan unit pengolahan dan pemasaran bokar (UPPB) yang kini terus didukung dan dikembangkan.

MODAL ini menjadi hal utama. Untuk meningkatkan pendapatan petani karet kita perlu dukungan modal itu,” ujar Kepada Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Provinsi Kalsel, Ir Suparmi kepada wartawan usai melakukan pertemuan segi empat bersama Bank Kalsel, Dinas Koperasi dan Komisi II DPRD Kalsel, Selasa (12/3/2019).

MENURUT dia, perputaran dana di setiap UPPB tergolong cukup besar. Salah satunya di UPPB di Tanah Laut dengan perputaran uang mencapai Rp 500 juta rupiah per minggu dan dalam satu bulan berjumlah Rp 2 miliar rupiah. Begitu pula pada UPPB yang lainnya, bisa mencapai Rp 30 hingga Rp 200 juta perminggu.

BACA: Peremajaan dan Kesehjateraan Petani Karet Harus Diperhatikan

Untuk saat ini, kata dia, terdapat 109 UPPB Kalsel, dengan 57 unit eksis, dan 50 unit sudah bermitra langsung industri pengolahn karet di Kalsel.

“Jadi yang utama itu modal. Sebab UPPB yang tidak punya modal cukup, maka sulit untuk menahan atau menyetok karet hasil panennya. Jadi jika modalnya cukup saya yakin 109 UPBB kita bisa meningkat kesejahteraannya,” kata Suparmi.

Sekretaris Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo mengatakan, berdasarkan hasil temuannya dilapangan, khususnya menyangkut petani, baik karet dan peternakan, justru dominasi perbankan konvensional yang lebih banyak menyalurkan kredit usaha rakyat.  “Saya juga heran, mengapa justru Bank Mandiri, BNI dan BRI yang mendominasi bantuan kredit kepada petani. Padahal kita punya Bank Kalsel,” tegas Imam usai kegiatan.

BACA JUGA: Pemerintah Harus Awasi Pengolahan Karet di Petani

Yang lebih parah lagi, lanjut politisi PDI-P ini, ada petani yang mengambil kredit usaha ke BTN. Tentunya fakta tersebut sangat disayangkan.

Untuk itu, kedepan dirinya berharap, agar Bank Kalsel yang notebane bank daerah ini lebih mampu mengambil peran terutama dalam penyaluran  KUR. Sehingga para petani akan terbantu, dan Bank Kalsel pun mampu eksis hingga ke desa-desa.

Direktur Utama (Dirut) Bank Kalsel, Agus Syabarrudin, menyambut positif gagasan komisi II DPRD Kalsel, untuk meningkatkan peran ekonomis terutama memacu para petani agar tak menjadi objek bisnis semata, namun lebih mandiri, dihargai dan sejahtera.

Untuk itu Bank Kalsel siap mendukung program yang ada dipemerintah provinsi termasuk peningkatan kesejahteran para petani karet, peternakan, perkebunan dan lainnya.

Bank Kalsel, sebut Agus Syabarrudin lagi, tahun 2019 ini, menyiapkan dana KUR sebesar Rp 300 miliar yang disalurkan  bagi UKM dan petani perorangan dengan pola konvensional sebesar Rp 250 miliar dan Rp 50 miliar secara syariah. “Intinya Bank Kalsel siap mendukung semua program pemerintah,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.