Sepeda Roda Besar Starley Menarik Perhatian Publik di Karnaval Sasirangan

0

RIBUAN orang tumpah ruah di ruas Jalan RE Martadinata, Jalan Lambung Mangkurat hingga menyeberang Jembatan Merdeka dan berakhir di depan Menara Pandang, Jalan Piere Tendean, episentrum gelaran Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2019, Sabtu (9/3/2019) pagi.

SEMUA elemen masyarakat berbaur, ada dari kalangan PNS lingkungan Pemkot Banjarmasin, perusahaan swasta, pelajar dan komunitas yang ingin mempopulerkan eksistensi kain sasirangan sebagai warisan leluhur Banua.

Termasuk, komunitas pencinta sepeda onthel Borneo. Ada keunikan tersendiri dari para penggemar sepeda tua pancal ini. Terunik adalah sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle), turut membaur dengan ribuan peserta yang seluruhnya mengenakan balutan busana kain sasirangan.

Sepeda yang populer di daratan Eropa ini dibangun James Starley di Inggris pada 1870. Sepede jenis ini bahkan sempat merajai moda transportasi tempo dulu, dengan mengandalkan kayuhan kuat kaki manusia ini di eranya. Starley kemudian menyempurnakan terobosan itu dengan menciptakan roda berjari-jari dan metode cross-tangent, teknologi ini pun dipakai hingga kini di sepeda-sepeda modern.

BACA :  Meriah, Karnaval Sasirangan di Jalan dan Acil Pasar Terapung Ambil Bagian

Sang pemilik sepeda model Starley ini adalah Irfan, seorang pegawai kementerian yang turun ambil bagian memeriahkan karnaval dan parade sasirangan dalam rangkaian BSF 2019.

“Model sepeda dengan bagian roda depan lebih besar ini memang buatan tahun 1800-an. Ini bukan sepeda asli yang didatangkan dari Eropa, tapi hanya saya bikin duplikatnya,” ucap Irfan, berbincang dengan jejakrekam.com, Sabtu (9/3/2019).

Dia mengaku sangat suka mengayuh sepeda tanpa rantai ini, karena lebih ringan dibandingkan model sepeda onthel pada umumnya. Diakui Irfan, dari depan Balai Kota hingga menuju Menara Pandang, kayuhan sepeda ala Eropa ini menjadi perhatian masyarakat.

“Kebetulan pas ada karnaval dan parade sasirangan, kami ikut memeriahkan. Biasanya, kami bersama komunitas tiap akhir pekan, terutama malam Minggu bersepeda keliling kota,” ucap Irfan, lengkap dengan tas butah yang terpasang di pundaknya.

BACA JUGA :  40 Kali Mencoba, Warga Basirih Surya Husaini Sukses Ciptakan Sepeda Air

“Sepeda ini saya bikin sendiri. Semua peralatan sepede model Starley ini, saya rancang meniru sepeda aslinya dari internet. Ya, semuanya dibuat sendiri, hanya ada beberapa peralatan lain yang harus dibeli dari toko sepeda,” kata Irfan lagi.

Sayangnya, Irfan enggan menyebut persis berapa besar biaya untuk membuat sepeda yang eksis saat dikayuh Charlie Caplin, komedian asal Inggris di era film bisu tahun 1940 hingga 1960-an itu. “Ya, lumayan lah untuk biaya pembuatan model sepeda ini,” ujarnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.