Atasi Kredit Macet, Bank Kalsel Cadangkan Dana CKPN Rp 234 Miliar

0

LABA yang diraih Bank Kalsel selama tahun kerja 2018 menurun. Bank plat merah milik Pemprov Kalsel dan 13 kabupaten/kota ini tercatat hanya Rp 175 miliar. Manajemen Bank Kalsel berdalih penurunan laba akibat penguatan alokasi dana cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

CKPN sendiri merupakan dana yang disiapkan untuk mengantisipasi jika ada kredit macet atau bermasalah. Sedangkan, total kredit yang dikucurkan Bank Kalsel selama tahun 2018 mencapai Rp 8,9 triliun.

“Memang laba Bank Kalsel pada 2018, jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena ada penguatan alokasi dana CKPN,” kata Direktur Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin kepada wartawan di Banjarmasin, belum lama tadi.

BACA :  Tiru Bank BJB, Bank Kalsel Target Raup Laba 30 Persen

Tak hanya itu, Agus Syabarrudin juga menyebut penurunan laba akibat sulitnya menembus skema kredit atau pembiayaan berkategori tinggi, seperti usaha mikro dan UKM serta kredit konsumtif.

Ke depan, menurut dia, Bank Kalsel akan mencoba terobosan melalui skema bisnis model dan bisnis proses, sehingga raihan laba di tahun 2019 mendatang jauh lebih besar dibanding tahun lalu.

Agus menyebut penguatan dana CKPN sangat penting karena menjadi syarat dari Otoritas Jasa Keuangan  (OJK) yang meminta bank konsorsium provinsi, kota dan kabupaten agar membukukan dana CKPN. “Ini dilakukan agar jika suatu saat terjadi lonjakan non performing loan (NPL) atau kredit macet, maka kondisi keuangan Bank Kalsel tetap stabil,” ucapnya.

BACA JUGA :  Kinerja Menurun, Dua Direksi dan Komisaris Independen Bank Kalsel Diganti

Mantan Direktur Bank Kalsel Syariah mengatakan untuk dana CKPN tahun 2019 telah dialokasikan sebsar Rp 234 miliar. Hal ini telah disetujui manajemen bank kalsel.

Agus juga mengatakan para pemegang saham dan dewan komisaris telah sepakat lebih baik laba kecil, namun Bank Kalsel bisa memperkuat CKPN. “Ibaratnya, jangan sampai keuangan Bank Kalsel terun bebas. Masih ada ada matras empuk yang menampungnya, sehingga kondisi bank tidak berbahaya,” ucapnya beranalog.

Bankir beberapa swasta nasional dan internasional ini mengatakan proyeksi Bank Kalsel ke depan akan menerapkan formulasi bisnis model dan bisnis proses dengan target tumbuh kredit konsumsif sebesar 30 persen, kredit modal kerja 27,8 persen dan kredit investasi d ikisaran 25,8 persen.

BACA LAGI :  Kucurkan Kredit Rp 8,9 Triliun, Laba Diraih Bank Kalsel Hanya Rp 175 Miliar

Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan dan Strategi Bank Kalsel, Rudy Ansyari menambahkan, dana CKPN yang dikucurkan untuk membackup kredit macet, justru tidak akan hilang secara percuma.

Sebab, menrutu dia, jika nasabah mengalami macet pembayaran pada tahun sebelumnya, maka tahun berikutnya manajemen bank terus berupaya menagih piutang tersebut dengan berbagai cara. “Apakah nanti dengan pembayaran cicilan kembali ataupun berupa aset barang bernilai lainnya,” ucapnya.

BACA LAGI :  DPRD Pertanyakan Dasar Pencopotan Dua Direksi dan Komisaris Independen Bank Kalsel

Rudy Ansyari menambahkan upaya lain yang ditempuh Bank Kalsel adalah berbagai cara bisnis yang bisa berhasi, setidaknya 40 persen dari dana CKPN bisa kembali. “Tahun 2019, dana CKPN yang sebelumnya Rp 234 miliar akan bertambah sekitar Rp 100 miliar.  Jadi, ada saat musim kering dan ada saat musim hujan pula,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.