Selama Januari-Awal Maret, 123 Bencana Alam Landa Kalsel

0

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat terhitung sejak 1 Januari hingga 1 Maret 2019, telah terjadi 123 bencana alam yang melanda 13 kabupaten dan kota se-Kalsel.

DARI data BPBD Kalsel, bencana banjir terjadi sebanyak 31 kali, disusul 24 kali puting beliung, delapan kali kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 56 kali kebakaran pemukiman, empat kali tanah longsor. Sedangkan, dalam kurun waktu dua bulan itu, kejadian gelombang pasang nihil.

“Data yang kami dapat itu berasal dari data rekapitulasi terhitung sejak 1 Januari hingga 1 Maret 2019 dari BPBD kabupaten dan kota se-Kalsel,” ucap Kepala BPBD Provinsi Kaslel Wahyudin kepada awak media di Banjarmasin, Jumat (1/3/2019).

BACA :  2018, Tercatat 3.196 Bencana Alam Terjadi di Kalsel

Akibat bencana alam itu, Wahyudin menyebut dampak yang dirasakan warga yang menjadi korban banjir sebanyak 992 kepala keluarga (KK) dan 3.673 Jiwa. Sedangkan, bencana angin puting dirasakan dampaknya oleh 131 KK dan 401 jiwa.

“Untuk tanah longsor yang mengalami kerugian adalah tiga kepala keluarga dengan tujuh jiwa. Sedangkan, musibah kebakaran dialami 134 kepala keluarga dan 440 jiwa,” tutur Wahyudin.

Pria yang akrab disapa Iyud ini menambahkan bencana yang paling besar pada dua bulan lebih pertama tahun 2019 ini adalah musibah kebakaran. Tercatat, sebanyak 56 kali terjadi di Kota Banjarmasin dengan frekuensi 10 kali kejadian dengan jumlah 35 kepala keluarga dan 132 jiwa.

“Lalu, hal serupa di Kabupaten Tanah Laut dengan jumlah kejadian tujuh kali dengan jumlah 19 kepala keluarga dan 58 jiwa. Disusul Kabupaten Tanah Bumbu dengan jumlah kejadian kebakaran sebanyak tiga kali dengan jumlah 18 KK dan 49 jiwa,” ucapnya.

BACA JUGA :  BPBD Tetapkan Kalsel Status Siaga Bencana Hingga 30 April 2019

Masih menurut Iyud, kebakaran pemukiman juga melanda Kabupaten Banjar sebanyak enam kali dengan 15 kepala keluarga atau 56 jiwa serta Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dengan tiga kejadian, terdampak 10 kepala keluarga dan 27 jiwa.

“Memang, kasus kebakaran pemukiman ini terjadi di semua daerah di Kalsel. Dengan frekuensi rata-rata sebanyak dua kali kejadian,” tuturnya.

Wahyudin menegaskan bencana alam selain menimbulkan sejumlah kerusakan juga menyebabkan kerugian ekonomi. Inilah sebab BPBD Kalsel mengimbau agar selalu mengutamakan kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana yang harus terus ditingkatkan.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.