Tiru Bank BJB, Bank Kalsel Target Raup Laba 30 Persen

0

TAK hanya melakukan penyegaran dengan mengganti dua direksi dan satu komisaris independen, Bank Kalsel menargetkan dalam tahun kinerja 2019 bisa meraup laba 20 hingga 30 persen dan peningkatan aset 9,09 persen dari modal kerja yang dimiliki.

DIREKTUR Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin mengatakan untuk menciptakan bank daerah yang kompetitif, tentu dibutuhkan manajemen perbankan yang andal.

“Tahun ini, kami berencana akan menambah sumber daya manusia (SDM) baru sesuai kebutuhan. Dasar pertimbangannya adalah Bank Kalsel harus mampu menjadi pemain bisnis yang tak hanya jago kandang, tapi sudah bisa keluar kandang,” ucap Agus Syabarrudin kepada awak media di Banjarmasin, Kamis (28/2/2019).

BACA :  Kinerja Menurun, Dua Direksi dan Komisaris Independen Bank Kalsel Diganti

Ia menegaskan sesuai dorongan Gubernur Sahbirin Noor selaku pemegang saham mayoritas Bank Kalsel, maka pertimbangan bisnis yang menjadi acuan agar bank daerah ini kuat dibanding bank-bank daerah lainnya di Indonesia.

Dia membandingkan inovasi yang telah dijalankan Bank BJB milik Pemprov Jawa Barat dan Banten yang telah ekspansi ke luar kandang, kini cabangnya sudah ada di Kalimantan Selatan.

“Untuk itu, Bank Kalsel butuh manajemen perbankan yang kuat dengan kiat-kiat bisnisnya. Bahkan, Wagub Kalsel (Rudy Resnawan) telah diundang ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta untuk menjajaki Bank Kalsel masuk ke bursa saham nasional,” ujar Agus Syabarrudin

BACA JUGA : Berinovasi, Bank Kalsel Bangun Konsep Government Bisnis Ekosistem

Untuk menopang itu, mantan Direktur Bank Kalsel Syariah ini mengatakan Pemprov Kalsel pun akan memperkuat modal bank dan mendorong bisa berkompetisi di lantai bursa efek.

“Kami optismisme dengan dukungan manajemen bank yang baru di Bank Kalsel, kita bisa meningkatkan sisi kualitas dan kuantitas,” kata Agus Syabarrudin.

Menurut dia, ke depan, Bank Kalsel akan menerapkan 10 kiat bisnis yang prospektif melalui penyaluran kredit yang ditarget tumbuh 12 persen lebih.

“Sedangkan, untuk laba yang dipatok pada tahun ini di kisaran 20 hingga 30 persen diiringi dengan target peningkatan aset sebanyak 9,09 persen dari modal Bank Kalsel mencapai Rp 12 hingga Rp 13 triliun,” imbuhnya.

Selain itu, masih menurut Agus Syabarrudin, fokus utama yang dihadapi Bank Kalsel ke depan adalah masalah likuiditas yang ketat, kualitas kredit sebagai isu internal bank dan semakin maraknya digital banking.

BACA LAGI :  Tawarkan Berbagai Produk, Bank BJB Incar Nasabah Baru

Termasuk, beberapa isu lain yang juga perlu diperhatikan secara eksternal, misalnya soal turbulensi ekonomi global dan gangguan pertumbuhan ekonomi nasional dan regional, perubahan dan dinamisasi industri yang mempengaruhi pasar dan pangsa pasar perubahan karakteristik konsumen. Berikutnya, iklim kompetisi di industri keuangan dan perbankan, kebijakan dan regulasioracTo yang mengatur serta adanya tahun politik (pilpres dan pileg) saat ini.

“Kami juga secara internal beberapa fokus yang menjadi perhatian adalah menyangkut masalah kompetensi SDM dan Culture, permodalan, sistem dan tehnologi informasi dan diperlukannya penajaman business model dan business process.

“Ini merupakan tantangan ke depan, makanya seluruh karyawan Bank Kalsel harus kompak dan profesional ke depan,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.