Paman Birin Dorong Pengelolaan Industri Sawit Berkelanjutan

0

GABUNGAN Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar sosialisasi dan klinik sertifikat pembangunan kelapa sawit berkelanjutan (Indonesian Sustainable Palm Oil /ISPO) di hotel Q Dafam Banjarbaru, Selasa (19/2/2019).

KEPALA Bidang Sustainability GAPKI Bambang Dwi Laksono menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan industri sawit nasional berkelanjutan sebagai sumber kesejahteraan, dan salah satu misi GAPKI adalah mendorong anggotanya untuk melaksanakan tata kelola industri sawit berkelanjutan.

“Dari 457 perusahaan yang ISPO certified, 72 persen merupakan perusahaan anggota GAPKI. Ini merupakan bukti komitmen GAPKI dalam menyukseskan ISPO,” kata Bambang.

Ketua GAPKI Kalsel Totok Dewanto menyebut, sertifikasi ISPO merupakan kewajiban bagi perusahaan perkebunan sawit untuk dimiliki.

Ia memastikan GAPKI Kalsel akan terus mendorong perusahaan perkebunan sawit untuk memiliki ISPO sebagai sebagai wujud kepedulian dan kepatuhan perusahaan perkebunan sawit terhadap pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan, baik dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

“Saat ini, dari 49 anggota GAPKI Kalsel, baru 21 perusahaan yang memiliki sertifikat ISPO. Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk mempercepat Industri sawit memiliki sertifikat ISPO guna mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan,” katanya.

BACA : Gapki Nilai Mandatori B20 Positif bagi Neraca Keuangan Indonesia

Ia mengapresiasi Gubernur Kalsel dan Dinas Perkebunan Kalsel atas atensinya terhadap perkembangan industri sawit di Kalsel.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, industri sawit memiliki kontribusi besar bagi devisa Kalsel setelah sektor pertambangan.

“Sub sektor perkebunan berjasa dalam menyerap tenaga kerja yang cukup besar, dan secara kultur kehidupan masyarakat Banua bergerak di bidang pertanian dan perkebunan, baik bertani padi, sayuran, karet dan sawit,” kata Paman Birin.

Ia menyebut hampir seperempat dari total luas kebun sawit yang lebih dari 423 ribu hektare merupakan perkebunan yang dikelola oleh rakyat.

“Selebihnya perkebunan swasta sebanyak 74 persen dan BUMN 5,7 persen. Dengan perkebunan sawit yang luas ini, kita harus mampu memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Kalsel,” ucapnya.

Ia berkomitmen mendorong industri sawit yang berdaya saing dan pengelolaan yang berkelanjutan agar tenaga kerja bisa terserap secara maksimal.

Ia memuji langkah GAPKI dalam mengupayakan Industri perkebunan sawit yang berkelanjutan, salah satunya melalui percepatan sertifikasi ISPO bagi perusahaan sawit.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.